Minggu (19/12) kembali anggota Masyarakat Sejarawan Indonesia komisariat Rembang mengadakan seminar dan kegiatan outbond terkait peninggalan sejarah yang ada di Lasem. Kali ini tema yang diangkat yakni Menyusur Sungai, Meretas Sejarah Cina di Lasem. Tampil sebagai narasumber pemerhati budayawan dan ahli sejarah Lasem, Slamet Wijaya dan Guru Besar Fakultas Sejarah Universitas Dipenonegoro (UNDIP) Semarang, Dra Titiek Suliyati MT.
Slamet Widjaja dalam acara tersebut antaralain memaparkan, masyarakat Lasem khususnya yang tinggal di desa Babagan kurang peduli terhadap potensi sejarah sungai setempat, mereka tidak pernah merawat dan berupaya melestarikan situs-situs sejarah yang ada. Padahal situs-situs tersebut merupakan saksi bisu sejarah sekaligus dapat menjadi tempat studi konkret yang melengkapi teori sejarah yang diberikan di sekolah. Menurutnya sayang bila tidak dilestarikan, karena generasi selanjutnya dapat kehilangan informasi sejarah yang sangat berharga.
Sementara itu menyampaikan sambutan yang disampaikan di acara seminar nasional dan kegiatan outbond bertema Menyusur Sungai-Meretas Sejarah Cina di Lasem”, pelindung MSI yang juga Bupati Rembang-H Moch Salim berharap seluruh hasil kegiatan yang dilakukan MSI agar direkomendasikan ke pemkab Rembang, guna dikaji lebih lanjut. Khusunya terkait situs-situs yang selama ini belum ada regulasi hukumnya. Sehingga ke-depan saat situs-situs tersebut dikembangkan dan dikelola lebih lanjut ada aturan hukum yang melindunginya.
“Saya memberi apresiasi yang tingi dengan adanya MSI dan seluruh kegaiatannya. Karena tidak merasa sendiri lagi untuk memikirkan dan merumuskan kebijakan terkait perlindungan dan pengembangan situs-situs sejarah menjadi obyek wisata,” ujar H Moch Salim.
Sedangkan salah satu peserta bernama Widya Wijayanti, arsitek dan perencana lingkungan binaan asal Semarang, pada kegiatan tersebut mengusulkan agar pemerintah melalui MSI Rembang, mengusulkan sungai Babagan Lasem dan kota tua Lasem menjadi kota pusaka. “Di bantaran sungai dan kota tua terdapat bangunan-bangunan bersejarah yang mempunyai nilai tinggi, baik di bidang arsitektur maupun sejarah,” tuturnya.
Adapun Ketua Komisariat MSI Rembang, Edi Winarno sendiri mengatakan, pihaknya berencana membuat rekomendasi untuk mengemas sungai Babagan Lasem dan kota tua Lasem sebagai kota wisata. Potensi wisata itu beragam, berupa susur sungai, mengunjungi dan mempelajari bangunan-bangunan bersejarah yang ada,” ucapnya.
Dalam kegiatan hari Minggu tersebut, MSI Rembang mencatat sembilan jejak sejarah di bantaran Sungai Babagan, Lasem. Antara lain kelenteng Makco, bekas pelabuhan Dasun, Masjid Kriyan, parit jalur candu, jembatan lori pengangkut kayu, bekas permukiman China, galangan kapal, bekas pos pengawasan laut dan situs tambak bathuk mini. Untuk selanjutnya seluruh temuan tersebut akan direkomendasikan agar Lasem dan sungai Babagan dimasukkan sebagai kota cagar budaya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar