Sabtu, 27 Februari 2010

Pathol Sarang Akan Dijadikan Mulok



Pathol Sarang, sebuah olahraga gulat yang digabungkan dengan seni, karena disana akan ada semacam iringan musik gamelan sehingga bisa ditonton, diwacanakan akan dijadikan muatan lokal. Terutama untuk sekolah-sekolah yang masuk dalam wilayah Kecamatan Sarang.
Ide ini sempat dilontarkan oleh pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang. Mashadi SPd, Ka UPT Sarang ketika dikonfirmasi setuju saja dengan wacana tersebut, namun memang perlu kajian lebih mendalam bagaimana cara menerapkannya di sekolah sekolah.
Untuk saat ini menurut Mashadi, baru SD Temperak Kecamatan Sarang yang mencoba menjadikan Pathol Sarang sebagai muatan lokal.

Mengais Ikan Kala Hujan Melimpah



Di saat musim hujan, disamping rasa gembira bisa bertanam padi, ada juga yang bisa bersenang-senang dengan mengais ikan yang banyak ditemukan di sungai dan sawah-sawah. Ikan-ikan dari laut jika musim hujan dan banjir biasanya pada mencari tempat bertelur alternatif. Maka pilihannya adalah di sungai-sungai dan sawah-sawah. Mereka mengikuti arah datangnya sumber air yang mengalir dari sungai, dan diikutinya hingga ke sawah-sawah. Setelah bertelur, barulah mereka kembali lagi ke laut.
Di saat kembalinya rombongan ikan ini dimanfaatkan oleh warga untuk menjaring mereka yang sedang apes. Adalah Ngaduri dan kawan-kawan, warga Dukuh Ngablak Kelurahan Magersari Rembang, mendapat perolehan cukup banyak. Saking banyaknya, disamping untuk dimasak sendiri dan dibagikan tetangga, sebagian besar dijual di TPI, dan laku.
Ikan-ikan yang bertelur, terkadang juga terjebak di kuburan-kuburan. Itu disebabkan air yang kebetulan melewati sungai dekat kuburan melimpah hingga menggenangi 'rumah transit menuju akherat' manusia itu. Dan perburuan ikan macam begini terasa asyiknya, mencari di sungai, di sawah-sawah, hingga kuburan.

Roda Sepeda Boleh Lima, Daun Boleh Merah



Siswa siswi di sebuah sekolah dasar sedang diperintah oleh gurunya untuk menggambar sepeda onthel. Mereka diberi kebebasan menggambar sepeda jengki, sepeda mini atau sepeda anak-anak.
Setelah satu jam berlalu, siswa mengumpulkan hasil karyanya. Setelah diperiksa sang guru, maka tiba-tiba guru berdiri dan minta perhatian anak-anak.
“Anak-anak, berapakah roda sepeda?” tanya bu guru.
“Duaa......!” jawab mereka serempak.
“Kenapa si Ratna menggambar sepeda yang rodanya ada lima? Kenapa Ratna?” tanya Bu Guru pada Ratna yang ternyata menggambar sepeda dengan roda yang berjajar-jajar hingga lima roda.
“Saya pernah melihat sepeda rodanya banyak Bu. Bagus kok!” kata Ratna sedikit membela diri.
“Iya, tapi sepeda itu harusnya rodanya dua!” tegas Bu Guru.
Peristiwa di atas tampaknya umum terjadi di sekitar kita. Anak-anak sering disalahkan jika mereka lebih kreatif dibanding lainnya. Menggambar sepeda beroda lima adalah langkah kreatif. Apalagi kenyataannya sepeda roda lima itu memang ada. Yang membuat sepeda roda lima adalah orang-orang kreatif pula. Guru yang mudah menyalahkan anak kreatif demikian tentunya menjadi bumerang bagi perkembangan anak-anak selanjutnya.
Sebuah contoh lagi, ada anak yang menggambar daun berwarna merah, atau kuning, atau warna lain. Guru menyalahkan, menurutnya daun itu berwarna hijau. Gunung, langit dan laut itu berwarna biru. Jika ada guru macam begini, kepala sekolah mestinya segera menyekolahkan guru tersebut ke jenjang yang lebih tinggi agar melek pengetahuan kesenian dan psikologi anak-anak.
Pendidik yang hanya memahami pengetahun secara hitam putih tentu tidak menyadari bahwa daun bisa berwarna kuning kemerahan jika terkena sinar matahari pagi atau sore. Jika sinar itu teramat terang, daun bisa berwarna putih kekuningan. Gunung bisa berwarna gelap kecoklatan jika sudah sore. Langit bisa berwarna macam-macam jika menjelang sunrise (matahari mulai muncul di pagi hari) dan ketika sunset (matahari hendak terbenam. Dan lain sebagainya.
Pelajaran kesenian memang tidak bisa disamakan dengan pelajaran sains yang lebih realistis. Walaupun sesungguhnya dengan kesenian bisa menyibak sesuatu yang realistis menjadi lebih realistis namun indah. Seperti birunya langit tadi, bisa dibuat berwarna-warni seperti jingga, semburat merah, coklat, kuning, bahkan pelangi. Sebuah keindahan yang selalu kita temui alias realistis namun sangat indah. Dan kerapkali kita lupa berfikir mencernanya. Bukankah keindahan itu adalah sebuah pesan bahwa Tuhan itu indah?

Perlu Guru Khusus Menggambar
Pelajaran Kesenian ada kurikulumnya. Dan sebaiknya guru untuk bidang kesenian, termasuk menggambar ini harus ada gurunya sendiri. Bukan guru umum yang mencakup segala pelajaran.
Keunikan dari seni menggambar adalah kesulitannya menentukan nilai. Gambar siswa tidak bisa begitu saja dinilai dengan angka 6 yang kurang bagus dan 9 yang gambarnya bagus. Gambar bersifat sangat subyektif. Ketika orang melihat gambarnya si A bagus, belum tentu bagus menurut B. Pengetahun seperti inilah yang sepertinya kurang dipahami guru.
Jika guru ingin mencoba fokus dalam mengarahkan gambar siswa, tentukan temanya ketika memerintahkan siswa menggambar. Misalnya menggambar mobil saja. Tentukan pula bahwa mobilnya harus ada sopirnya atau tidak. Jika guru tidak menentukan tema alias membebaskan siswa menggambar apa saja, maka semua gambar siswa harus dinilai bagus semua.

Menggambar itu Penting
Menggambar bukanlah mencetak siswa kelak menjadi pelukis semua. Teman saya seorang pelukis tenar dari Sluke, Chamim menerangkan maksud dari pelajaran menggambar lebih pada melatih anak-anak menggunakan otak kanan. Selama ini otak kiri selalu dipakai untuk memikirkan pelajaran serta menghafal. Maka menggambar bermaksud melatih otak kiri dan otak kanan sekaligus. Otak kiri lebih pada hafalan dan teori, otak kanan lebih menekankan praktek, seni dan kreativitas. Maka melatih menggambar sejak TK hingga SMA sangat dianjurkan.
Yang juga perlu ditekankan disini adalah jangan sampai ada pelabelan siswa oleh guru. Misalnya siswa A gambarnya bagus, siswa B gambarnya jelek. Jangan pernah terjadi. Biasanya ini terjadi karena guru merasa lebih tahu tentang murid-muridnya.

Untung Ada Batik
Syukurlah di Rembang ini ada seni batik. Dinas pendidikan telah memasukkan seni membatik di sekolah-sekolah sebagai muatan lokal. Walaupun masih terbatas di beberapa sekolah, kelak di setiap sekolah SD di Rembang ini bisa menerapkannya sebagai muatan lokal. Karena dalam membatik membutuhkan kreativitas dan kesabaran yang tinggi. Karena ini adalah ranah seni, bisa jadi membatik tidak hanya untuk perempuan, namun laki-laki pun bisa. Apalagi batik Indonesia telah diakui oleh badan dunia UNESCO.
Menurut Chamim, berkreativitas sejak kecil akan tertanam di otak anak dan terbawa hingga dewasa kelak. Anak-anak yang sudah terbiasa berkreativitas sedari kecil diharapkan ketika dewasa lebih mudah menemukan segala solusi dalam segala aspek kehidupannya. Kelak ia tidak mudah stress, jiwanya hidup. Jiwa sosialnya pun terasah dengan baik, karena tidak melulu mempertimbangkan untung rugi dalam menakar tindak tanduknya di tengah masyarakat.
Maka janganlah mudah melabeli siswa. Karena siswa adalah anak-anak yang sedang berproses. Kiranya tidak perlu diingatkan berkali-kali, walaupun kita ini bangsa pelupa. Bahwasannya sering terjadi siswa-siswi ketika kecil nakal atau bodohnya bukan main. Ketika kita bertemu kembali ketika sudah besar, ternyata sangat berbeda sekali. Ita tidak tampak bodoh, namun justru menjadi orang yang paling berhasil di antara teman-temannya yang konon lebih pandai. (*)

Pelatihan tenaga pendidik PAUD non formal




200 tenaga pendidik Pendidikan anak usia dini (PAUD) pendidikan non formal di kabupaten Rembang selama 2 hari mulai tanggal 15-16 januari mengikuti pelatihan. Pelatihan yang berlangsung di Gedung PKPRI Rembang dibuka oleh Sekda Hamzah fatoni.
Ketua forum PAUD Ny Umy Jazilah salim dalam pengarahanya mengatakan, selama ini PAUD dikabupaten Rembang dalam perjalanannya akhir-akhir ini berkembang sangat pesat, Ini menunjukkan pendirian PAUD mendapat respon dan dukungan yang positif dari masyarakat. Pasalnya keberadaan PAUD manfaatnya sangat menguntungkan dalam membantu orangtua mengarahkan anaknya. Diantaranya memberi kebutuhan dasar anak yakni asah, asih, asuh serta menjadi pondasi awal dalam menentukan karakter anak diusia emas (golden age).Selain itu ketua forum PAUD juga mengatakan komitmennya dalam rangka pengembangan anak usia dini.
Ketua forum PAUD Umy jazilah menambahkan, keberadaan Forum PAUD dikabupaten Rembang patut dibanggakan, karena satu-satunya yang ada di Jawa Tengah. Kebijakan dan komitmen pemkab Rembang dalam rangka pengembangan anak usia dini juga telah dituangkan melalui Rencana pembagunan jangka panjang(RPJP) 2005-2025 dan rencana pembangunan jangka menegah (RPJM) tahun 2010-2015.
Sementara itu sekretaris Dinas pendidikan muthohir menyampaikan, satuan pendidikan sejenis PAUD di kabupaten Rembang telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, tercatat satuan pendidikan sejenis PAUD ada sebanyak 45 buah, TPA penitipan 4, TPK 120 buah dan kelompok bermain 112 buah. (Qin)

Pasar Murah Bagi Karyawan Djarum Rembang

Dana hasil cukai yang diperoleh Kabupaten Rembang digunakan untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat. Demikian sambutan Bupati Rembang H. Moch Salim dalam rangka membuka pasar murah dilingkungan SKT (Sigaret Kretek Tangan) Djarum Rembang rabu (6/1).
Menurut Bupati kegiatan ini merupakan rangkaian dari kegiatan sosialisasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) 2009. “Jangan dinilai dari besar kecilnya pemberian, tapi ini merupakan wujud perhatian Pemerintah Kabupaten terhadap masyarakatnya,” kata Bupati.
Bupati juga mengatakan kegiatan pasar murah ini bertujuan untuk meningkatkan daya beli masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan sekaligus silaturahmi antara Pemkab dan masyarakat.
Dalam acara tersebut Bupati mensosialisasikan Program – program pemberdayaan masyarakat yang tercatum dalam Empat Pilar yaitu Peningkatan Infrastruktur, Sekolah Gratis, Jaminan Kesehatan Rembang Sehat (JKRS), dan Gerakan Pengembangan Ekonomi Lokal (Gerbang Elok) serta Bupati juga memberikan pertanyaan seputar Empat Pilar kepada karyawan Djarum.
Jumlah 800 orang karyawan PT Djarum di Kabupaten Rembang, menurut Bupati, hanya sebagaian kecil dari total 60.000 karyawan PT Djarum di Karisidenan Pati oleh karena itu Bupati mengharapkan agar ada ekspansi pabrik PT Djarum di Kabupaten Rembang serta mengajak seluruh jajaran pemkab untuk instropeksi diri agar investasi di Kabupaten Rembang bisa berjalan dengan cepat dan baik.
Sementara itu menurut jumiatun (30) dan sumiyati (35) karyawan SKT Djarum Rembang yang telah bekerja selama 10 tahun di SKT Djarum Rembang kegiatan ini merupakan pertama kali selama mereka bekerja dan harga yang ditawarkan sangat murah. Oleh karena itu mereka mengharapkan agar kegiatan seperti ini sering diadakan di lingkungan SKT Djarum Rembang.
Dalam acara tersebut dijual 400 paket sembako yang tiap paketnya berisi beras 2 Kg, gula 1 Kg, minyak goreng 1 liter serta 10 bungkus mie instan yang dijual dengan harga Rp 20.000,-. (Qin)

Pasar Murah Bagi Karyawan Djarum Rembang

Dana hasil cukai yang diperoleh Kabupaten Rembang digunakan untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat. Demikian sambutan Bupati Rembang H. Moch Salim dalam rangka membuka pasar murah dilingkungan SKT (Sigaret Kretek Tangan) Djarum Rembang rabu (6/1).
Menurut Bupati kegiatan ini merupakan rangkaian dari kegiatan sosialisasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) 2009. “Jangan dinilai dari besar kecilnya pemberian, tapi ini merupakan wujud perhatian Pemerintah Kabupaten terhadap masyarakatnya,” kata Bupati.
Bupati juga mengatakan kegiatan pasar murah ini bertujuan untuk meningkatkan daya beli masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan sekaligus silaturahmi antara Pemkab dan masyarakat.
Dalam acara tersebut Bupati mensosialisasikan Program – program pemberdayaan masyarakat yang tercatum dalam Empat Pilar yaitu Peningkatan Infrastruktur, Sekolah Gratis, Jaminan Kesehatan Rembang Sehat (JKRS), dan Gerakan Pengembangan Ekonomi Lokal (Gerbang Elok) serta Bupati juga memberikan pertanyaan seputar Empat Pilar kepada karyawan Djarum.
Jumlah 800 orang karyawan PT Djarum di Kabupaten Rembang, menurut Bupati, hanya sebagaian kecil dari total 60.000 karyawan PT Djarum di Karisidenan Pati oleh karena itu Bupati mengharapkan agar ada ekspansi pabrik PT Djarum di Kabupaten Rembang serta mengajak seluruh jajaran pemkab untuk instropeksi diri agar investasi di Kabupaten Rembang bisa berjalan dengan cepat dan baik.
Sementara itu menurut jumiatun (30) dan sumiyati (35) karyawan SKT Djarum Rembang yang telah bekerja selama 10 tahun di SKT Djarum Rembang kegiatan ini merupakan pertama kali selama mereka bekerja dan harga yang ditawarkan sangat murah. Oleh karena itu mereka mengharapkan agar kegiatan seperti ini sering diadakan di lingkungan SKT Djarum Rembang.
Dalam acara tersebut dijual 400 paket sembako yang tiap paketnya berisi beras 2 Kg, gula 1 Kg, minyak goreng 1 liter serta 10 bungkus mie instan yang dijual dengan harga Rp 20.000,-. (Qin)

Kecamatan Pamotan Raih Juara II Lomba KSIB Tingkat Jateng

Kerja keras dan upaya Kecamatan Pamotan Kabupaten Rembang dalam menekan angka kematian ibu dan bayi menuai hasil yang menggembirakan. Dalam rangka peringatan Hari Ibu beberapa hari yang lalu di lingkungan provinsi Jawa Tengah, Kecamatan Pamotan meraih Juara II lomba Kecamatan Sayang Ibu dan Bayi (KSIB) 2009 tingkat Provinsi Jawa Tengah.
Juara I diraih oleh Kabupaten Wonosobo, Juara III Kabupaten Cilacap Juara IV Kabupaten Boyolali. Juara I – III mendapat tropy, piagam dan uang pembinaan. Sedangkan juara IV mendapatkan piagam.
Menurut Camat Pamotan, Soesanto, S.Sos semua elemen di Kecamatan Pamotan mendukung pelaksanaan program yang dulunya bernama KSI itu. Pada saat penilaian yang dilaksanakan pertengahan bulan Oktober lalu semua data pendukung berhasil dipaparkan dengan baik.
Lebih lanjut Soesanto menerangkan kriteria – kriteria penilaian meliputi kriteria komitmen yang terdiri dari instruksi, anggaran tiap kelembagaan dan program satgas. Kriteria berikutnya ialah pelaksanaan kegiatan, hasil atau dampak yang terdiri dari, kematian ibu, bayi, balita dan KEK. Kriteria terakhir adalah lain – lain yang meliputi jamkesmas, pondok sayang ibu, dana yang dihimpun dari masyarakat serta kunjungan bidan.
Selain itu Camat Pamotan mengatakan hal yang paling mendukung dalam pelaksanaan KSIB adalah adanya anjuran dari Kepala puskesmas Pamotan agar seluruh ibu melahirkan diwilayah Kecamatan Pamotan dirujuk di Puskesmas sehingga angka kematian Ibu dan Bayi dapat ditekan. (Qin)

Kapolres Rembang Kunjungi Studio Radio


Kapolres Rembang AKBP Drs Susilo Teguh Raharjo M.Si, didampingi Kabag Bina Mitra Kompol I Gde Arda SE, Kabag Humas Setda Rembang Suyono SH, Kasubbag Pemberitaan dan Analisis Media Sudharmaji S.Sos, belum lama ini mengadakan kunjungan ke studio radio yang ada di Rembang dan Lasem.
Studio radio yang dikunjungi meliputi Radio Citra Bahari Fm (CBFM) milik Pemkab Rembang, Radio Pop Fm, Radio Rembang Bangkit (R2B) dan Radio Maloka Mediatama yang ada di Gedong Mulyo Lasem.
Menurut Pejabat nomor satu di jajaran Polres Rembang itu, Kunjungannya kesejumlah radio di Rembang itu untuk melakukan silaturahmi. Selain itu untuk titip pesan mengenai kamtibmas ( Keamanan Ketertiban Masyarakat ) yang ada di Kabupaten Rembang agar di sosialisasikan kepada masyarakat.
“Radio merupakan media komunikasi yang saat ini masih banyak diminati masyarakat oleh karena itu kami mengharapkan bantuannya untuk menyampaikan kepada masyarakat mengenai kamtibmas Kabupaten Rembang,” Jelas Kapolres yang juga senang mendengarkan alunan musik keroncong ini. (Qin)

Festival Budaya Anak Rembang


IPI ( Institute Pluralisme Indonesia ) mengadakan Festival Budaya Anak Rembang, Sabtu (16/01) di pendopo Rumah Dinas Bupati Rembang. Menurut Direktur IPI William Kwan acara ini diikuti kurang lebih 200 peserta berasal dari 35 Sekolah Dasar (SD) se – Kabupaten Rembang. Pada acara tersebut diadakan beberapa perlombaan seperti lomba batik tulis, lomba melukis batik, demo tari serta pameran hasil kerajinan anak Rembang.
Menurut William, keberadaan IPI di mulai awal 2004. Pada pertengahan tahun 2006 IPI mengembangkan seni budaya yang ada di Kabupaten Rembang dengan pilot project desa jeruk kecamatan Pancur dengan mendirikan “Srikandi Jeruk” yang bertujuan mengajarkan seni membatik kepada ibu – ibu setempat untuk menjaga warisan budaya.
William mengharapkan agar Kabupaten Rembang dapat menjadi motor penggerak seni budaya tradisional bagi daerah – daerah lain. Selain itu william juga mengharapkan Festival Budaya Anak dapat menjadi trigger / pemicu untuk mengembangkan seni budaya di Kabupaten Rembang.
Sementara itu Sekda Rembang Hamzah Fatoni SH, M.Kn mewakili Bupati Rembang H. Moch Salim memberikan apresiasi setingi – tingginya kepada IPI atas terselenggaranya Festival Budaya Anak. Menurut Hamzah Fatoni dengan mempersiapkan anak sejak dini diharapkan dapat menciptakan generasi penerus yang berkualitas.
Acara dilanjutkan dengan mengunjungi stand pameran hasil kerajinan anak serta lomba melukis batik. Pada acara tersebut juga dihadiri oleh ketua Dekranasda Rembang H. Umy Jazilah Salim, ketua MSI Rembang dan SKPD terkait. (Qin)

Bupati Kota Baru Studi Banding Perikanan Di Kabupaten Rembang


Dalam rangka membalas kunjungan kerja Bupati Rembang-H Moch Salim ke Kabupaten Kota Baru-Kalimantan Selatan tahun 2008 lalu, senin (21/12) Bupati Kota Baru Propinsi kalimantan selatan - H. Syachrani Mataja dan rombongan mengadakan kunjungan balasan ke kabupaten Rembang. Rombongan dari Kota Baru diterima Bupati, Pimpinan DPRD, Muspida dan jajaran SKPD di pendopo, dilanjutkan penyampaian paparan materi potensi kabupaten Rembang oleh H Moch. Salim.
Dalam paparannya Bupati Rembang H Moch Salim mengatakan banyak nelayan Rembang yang mengalami trauma psikis saat memasuki perairan Kota Baru. Pasalnya banyak kapal – kapal nelayan Rembang yang ditahan. Menurut Bupati tercatat ada sembilan kapal yang masih ditahan dan belum dilepaskan. Oleh karena itu Bupati berharap adanya mediasi antara nelayan Kota baru dengan nelayan Kabupaten Rembang.
Selanjutnya mengenai hasil perikanan Kabupaten Rembang, tahun 2009 ini mencapai kurang lebih Rp 200 miliar, tertinggi untuk se - provinsi Jawa Tengah. Untuk retribusi dari TPI mencapai Rp 9,25 milyar pada tahun 2009 dengan pembagian masuk KUD 1.5% dan masuk ke Pemerintah Kabupaten 3.5%. Sedangkan untuk peningkatan, target Pemerintah Kabupaten Rembang adalah menaikkan status TPI Tasik Agung dari PPP (Pelabuhan Perikanan Pantai) menjadi PPN ( Pelabuhan Perikanan Nusantara).
Mengenai kondisi geografis-demografis dan potensi kekayaan alam galian C menurut Bupati, ada kemungkinan diadakan pertukaran komoditas antar dua daerah. Khususnya nanti apabila pelabuhan nasional telah dibangun dan siap beroperasi.
Bupati Kota Baru-Syachrani sendiri dalam kesempatan tersebut menyatakan siap mengadakan kerja sama dengan pemkab Rembang, khususnya menyangkut bidang perikanan dan kelautan yang dapat dimanfaatkan nelayan asal kabupaten Rembang dan sekitarnya.
Kegiatan diakhiri dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antar 2 kabupaten, menyangkut bidang perikanan dan potensi kelautan yang dapat dimanfaatkan bersama. Selanjutnya rombongan dari Kota Baru diajak menyaksikan potensi Kabupaten Rembang. (Qin)