“Mencari” Ikan dengan Menggunakan Data Satelit (1)
Oleh : Prayogi
Membaca judul tersebut tentunya membuat kita yang belum terbiasa dengan aplikasi penginderaan jauh akan bertanya “apakah benar kita bisa mencari ikan dengan menggunakan data satelit? Bagaimana caranya? Dapatkah para nelayan menggunakan teknologi tersebut? Sampai sejauh mana akurasi data lokasi ikan dari data satelit ini dapat digunakan?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut sangat wajar bagi mereka yang belum pernah bersentuhan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang teknologi satelit penginderaan jauh khususnya dalam bidang perikanan dan kelautan.
Semenjak beberapa tahun yang lalu, LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) dan DKP (Departemen Kelautan dan Perikanan) telah berhasil memproduksi peta informasi zona potensi penangkapan ikan di hampir semua perairan di Indonesia. Data ini telah didistribusikan secara rutin kepada para nelayan melalui dinas atau lembaga terkait sebagai wujud komitmen pemerintah dalam penerapan teknologi tepat guna dalam rangka meningkatkan kesejahteraan para nelayan.
Bagaimana cara menentukan lokasi ikan tersebut?
Pertanyaan ini sering muncul dalam berbagai diskusi sosialisasi peta zona potensi ikan . Secara sederhana, dapat diuraikan bahwa di lautan, terdapat klorofil a di permukaan laut yang merupakan indikator utama kesuburan sebuah perairan, disamping indikator yang lain. Suhu permukaan laut juga memegang peranan yang penting dalam penentuan zona potensi ikan ini. Kedua parameter tersebut telah dapat diekstrak dari sensor MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) yang dibawa (mounted) oleh satelit AQUA/TERRA. Analisis kombinasi lokasi kandungan klorofil a di permukaan perairan dan suhu permukaan laut dan parameter lain (arus, dll) kemudian diinterpretasi untuk menentukan lokasi yang merupakan Zona/daerah Potensi Ikan.
Bagaimana memanfaatkan data tersebut?
Pada Peta Informasi Zona potensi ikan ini, telah dibuat peta area seluruh perairan di Indonesia dan lokasi – lokasi yang diidentifikasi merupakan tempat berkumpulnya ikan. Pada peta tersebut telah dilengkapi dengan informasi koordinat, sehingga memudahkan para nelayan untuk menuju ke lokasi sasaran. Keunggulan dari data ini adalah diproduksinya informasi ini secara rutin (harian) dan dapat diakses secara gratis di website Departemen Kelautan dan Perikanan (www.dkp.go.id).
Untuk dapat memanfaatkan data peta informasi daerah potensi ikan tersebut, nelayan hanya memerlukan GPS (Global Positioning System ) untuk membidik ke lokasi yang ada pada peta zona potensi ikan ini.
Bagaimana teknologi ini dapat diaplikasikan oleh nelayan Rembang?
Sejauh ini, penulis belum melihat optimalisasi pemanfaatan peta zona potensi ikan yang diproduksi oleh Departemen Kelautan dan Perikanan oleh nelayan di Kabupaten Rembang. Kurangnya sosialisasi dan dukungan sumberdaya manusia masih menjadi kendala dalam penyebaran informasi peta zona potensi ikan ini. Diperlukan sebuah koordinasi sinergis antara dinas terkait dan semua pihak yang berkepentingan di bidang perikanan dan kelautan untuk mencapai sasaran tersebut. Semoga nanti nelayan kita menjadi nelayan “cerdas” berbasis teknologi, sehingga mampu memanfaatkan teknologi tepat guna dalam melakukan penangkapan ikan di laut, sehingga sasaran pemerintah untuk memajukan taraf hidup dan kesejahteraan nelayan dari berbagai sektor dapat tercapai. Semoga….
*) Penulis Penulis adalah Praktisi di Bidang Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis Bidang Kelautan dan Perikanan, Alumni Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Undip. Penulis tinggal di Ds. Tahunan RT 03/VII kec. Sale - Rembang 59265
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Pak Prayogi saya dari UMAHA Sidoarjo
saya lagi mau penelitian tentang pengindraan jarak jauh
Masih aktifkah blog Bapak maturnuwun
Posting Komentar