GEMA REMBANG
MELON REMBANG DIAKUI UNGGULAN
Melon di Rembang sudah menjadi buah yang khas. Orang tidak lagi menyadari, kapan melon pertama kali ada di Rembang, siapa yang pertama kali menanam? Basis melon di Kaliori, kini ada pula di Kragan yang tidak kalah sukses. Wartawan Pantura Pos Ali Shodiqin, Antok dan Santoso melaporkan.
Melon bukanlah buah asli Indonesia, tapi berasal dari Thailand. Sekarang telah dibudidayakan di Indonesia. Bentuk buahnya bulat, hampir menyerupai buah semangka tetapi kulitnya tebal dan agak kasar.
Diameter rata rata 10 cm sd 15 cm dan berat 2 sd 3 kg kadang bahkan lebih. Rasanya manis dan banyak mengandung air. Awal masuk di Rembang, buah melon belum dikenal oleh masyarakat.
Awal mula melon dibudidayakan di Rembang, dibawa oleh mantan Kades Meteseh Mursito ketika mengikuti pelatihan di Karanganyar Solo Jawa Tengah. Bersama beberapa PPL di Rembang, melon semakin dikenal dan menjadi unggulan Kota Rembang. Menurut Mursito, dulu ketika ditawarkan di Pasar Rembang sampai Pasar di kota Semarang Jawa Tengah tidak ada yang membeli , banyak
orang bertanya dan mengatakan: “Woh apa iku Pak? Gak payu didol (di jual) digawa mulih wae...”
Tetapi dengan sabar dan semangat yang tinggi, kurang lebih 5 tahun akhirnya melon bisa diterima dan malah menjadi unggulan pertanian Kota Rembang.
Pengenalan melon untuk dibudidayakan dimulai dari petani ke petani, hingga melibatkan kelompok tani. Tak lupa peran media cetak dan elektronik ikut andil dalam memberitakan buah melon di Kabupaten Rembang. Melon Rembang paling disukai penduduk negeri ini. Melon Rembang sudah merambah ke kota kota besar di Indonesia, seperti Semarang, Bandung, Jakarta, Surabaya, Bali, beberapa kota di Sumatra.
Petani melon sekarang semakin banyak, sehingga penghasilan petani semakin bertambah. Hampir seluruh masyarakat Rembang mengetahui tentang buah melon, akan tetapi belum tentu mereka mengerti bagaimana budi daya melon. Buah melon termasuk kebanggaan masyarakat Rembang, sehingga menjadi tanaman unggulan sekarang. Kecuali menambah penghasilan, ternyata menanam melon bisa mengurangi pengangguran. Sebab menanam melon membutuhkan tenaga lumayan banyak, baik dari membuat bedengan sampai merawatnya yang konon seperti merawat bayi saja. Saking teliti dan hati-hatinya.
Di Kragan ceritanya lain lagi. Iskandar (32 th) warga RT 9 / RW 3 desa Mojokerto kec Kragan selama 4 tahun terakhir sukses menanam melon. Pengetahuannya tentang melon tidak tanggung-tanggung, ia peroleh ketika belajar pertanian di Jepang.
Disamping belajar ilmu bertanam yang baik, rencana ke depan Iskandar ingin memproduksi melon yang berbentuk kotak. Kita tunggu saja.
MARI MENANAM MELON
MENJADI seorang petani, memang bukan cita cita anak muda sekarang ini. Sebab mereka kurang serius menekuni bidang pertanian, ditambah minimnya pengalaman. Sehingga enggan menjadi seorang petani..Akan tetapi, tahukah anda bahwa sekarang, penghasilan petani buah melon lebih besar dibanding gaji seorang PNS?. Jawabnya bisa!
Berikut cara menanam buah melon yang benar.
Pembibitan
1. Biji melon yang unggul disemai dalam polibag. Siram setiap hari dengan teliti hingga 1 minggu. Lakukan penyemprotan dengan insektisida untuk menghindari berbagai macam penyakit sewaktu dalam pembibitan. Sementara lahan disiapkan.
Penyiapan Lahan
2. Bedengan disiapkan sesuai luas tanah yang akan di tanami.
3 Dari awal diberi pupuk organik dan pupuk kandang ditambah ponska ke dalam setiap bedeng. Untuk ukuran lahan 1 Ha bisa menghabiskan 3 kwintal ponska dan 5 kwintal pupuk organic.
4 Bedengan ditutup plastik. Sebelumnya, buatlah lubang-lubang dalam plastic dengan jarak 50cm sd 70cm untuk media tanam. Karena jarak tanam sangat mempengaruhi besarnya buah sekaligus kesuburan tanaman melon.
5 Seminggu kemudian bibit melon dipindah dalam lubang tanam yang telah disiapkan.
6 Lakukan penyemprotan lagi dengan insektisida dan ditambah sejenis fungisida, untuk menghilangkan jamur. Penyemprotan dilakukan sampai tanaman besar, gunakan insektisida ketika bibit sudah ditanam dan ketika semakin besar bisa di tambah atau diganti dengan insektisida yang sesuai untuk menghilangkan penyakit kriting karena virus.
Kadang petani berusaha mencari lahan baru untuk menghindari serangan virus. Jika tetap menggunakan lahan dan jenis obat tanaman yang sama, kemungkinan besar penyakit akan kebal. Perawatan
1. Pasanglah acir (potongan bambu, dibuat kira kira p= 1.5 cm l = 2 atau 3 cm) ketika tanaman mulai tumbuh besar, sebagai tempat merambat. Biasanya mengggunakan bentuk H, A atau X tetapi yang biasa dipakai adalah A.
2. Pakailah rafia untuk tali tanaman melon. Ketika mulai berbuah irislah tunas yang ke 1 sampai 7 sedang 8, 9, 10 dibiarkan. Kemudian ambil yang terbaik dari cabang 8, 9, 10 sehingga sisa 1. Biarkan buah sampai besar.
3. Lakukan penyemprotan. Penyemprotan masih dilakukan sampai 10 hari sebelum panen dengan obat yang sama.
4. Lakukan pengamatan dengan teliti sampai saatnya panen tiba, sebab bila kurang teliti, virus sewaktu waktu bisa menyerang dengan tiba-tiba, dalam waktu 1 atau 2 malam tanaman akan mati, sehingga bisa mengakibatkan gagal panen. Untuk menghindari virus sampai sekarang masih belum ada obatnya tetapi petani bisa mengurangi dengan rajin melakukan penyemprotan.
Sebab gagal panen
Petani gagal panen disebabkan banyak faktor, antara lain kekurang telitian petani dalam menangani penyakit. Penyakit melon yang harus diwaspadai adalah serangan virus, karena bisa mematikan tanaman melon. Penyakit lainnya seperti jamur dan lalat buah, bisa ditanggulangi dengan melakukan pemnyemprotan. Bila penyakit sudah diketahui, bisa segera dilakukan tindakan.
Pengaturan musim tanam melon juga berperan besar dalam nilai jual buah melon. Ketika semua petani rame rame dan serempak menanam melon, maka mengakibatkan harga jual buah melon bisa anjlok dan turun tidak sebanding dengan modal yang dikeluarkan.
Panen
Menurut para petani, keuntungan menanam melon bisa 100 %, dua kali lipat dari modal awal. Dengan rincian, pendapatan kotor dari 60 juta, modal awal habis 30 juta sudah termasuk pembibitan, pupuk, perawatan dan lainnya. Dengan hitungan setiap 1 tanaman melon menghabiskan biaya Rp1500 sd 2000/tanaman. Jumlah tanaman misalkan 1 Ha 20.000/bibit. Jadi Rp 1500x20.000 = Rp 30 juta. Hasil penjualan Rp 60 juta. Keuntungan yang diperoleh adalah hasil penjualan kotor Rp 60 juta – modal awal 30 juta = Rp 30 juta. Jadi laba bersih 30 juta selama 2 bulan.
PETANI MELON ISKANDAR, SETAHUN DI JEPANG SUKSES DI KRAGAN
INGATAN kita soal melon Rembang selama ini hanya di Kecamatan Kaliori. Bagaimana dengan melon di Kecamatan lain? Wartawan Pantura Pos tidak menyangka jika di Kragan ada tanaman melon yang cukup banyak dan subur pula. Pantura Pos tahu keberadaan melon Kragan berkat informasi dari Kasi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kecamatan Kragan, Ismoyo.
Tidak kurang dari dua hektar melon varietas action yang ditanam oleh Iskandar Iskandar (32 th) warga RT 9 / RW 3 desa Mojokerto kec Kragan. Selama 4 tahun terakhir, saat panen melonnya dibeli oleh para tengkulak dari desa Meteseh kecamatan Kaliori, untuk selanjutnya dipasarkan di Jakarta-Bandung dan kota-kota besar lainnya dengan merk melon Meteseh Rembang. Tak pernah sekalipun terlintas keinginan Iskandar untuk meluruskan hal tersebut, karena dia beranggapan tidak ada yang dirugikan meski hasil jerih payahnya dibandrol produk desa Meteseh, toh masih sesama desa dari Rembang juga.
Iskandar sendiri sebenarnya bukan tipikal petani tradisional biasa. Diprakarsai Dinas Pertanian Rembang dan Departemen Pertanian selama satu tahun 2002-2003, dia bersama 40 orang perwakilan dari Indonesia berkesempatan belajar pertanian sekaligus kerja magang pertanian di Komamoto-salah satu kota berbasis pertanian di negara Jepang selama satu tahun. Selama di negeri Sakura, 40
orang tersebut belajar budidaya tanaman padi-cabai-melon dan jagung, secara baik dan benar. Masing-masing perwakilan belajar kepada orang berlainan di kota tersebut.
Iskandar sendiri belajar menanam melon kepada Uehara Tsuhehiro. Tetapi pada hari libur (Minggu) ketika pegawai lainnya libur, Iskandar justru memenfaatkan hari libur bekerja magang bercocok tanam cabai dan jagung, sekaligus belajar manajemen kepada Nagata-pemilik lahan pertanian sekaligus tetangga Uehara. Iskandar oleh Uehara digaji Rp 3 juta per bulan, sedangkan Nagata menggajinya Rp 2 juta per bulan. Saking iritnya Iskandar dalam hal mengeluarkan uang, selama satu tahun berada di Jepang dia memilki uang tabungan sebanyak Rp 50 juta.
Sekembali ke desa kelahirannya, seluruh uang tabungan Iskandar dibelikan lahan seluas 2000 meter persegi. Ditambah lahan milik orang tuanya yang berdempetan dengan area pertanian yang dibelinya, Iskandar mengelola lahan seluas 6.000 meter persegi. Kali pertama dia tidak langsung menanam melon, memilih membudiyakan cabai dengan pertimbangan apabila lahan langsung digunakan menanam melon maka hasilnya kurang optimal. Bermodalkan uang menjual sapi seharga Rp 5,5 juta, dia menekuni tanaman cabainya selama hampir satu tahun lamanya. Selama menanam cabai satu tahun diperoleh pendapatan Rp 15 juta. Baru tahun berikutnya Iskandar mulai serius membudidayakan tanaman melon.
Varietas yang dipilih jenis action sesuai dengan yang dipelajarinya di Jepang. Pilihan tersebut didasari bibit melon tersebut tahan penyakit, mudah perawatannya, mampu mencapai berat di atas 2 kilogram saat dipanen.
Untuk penyiraman, dijelaskan oleh Iskandar tidak perlu dilakukan setiap hari, cukup seminggu sekali. Apabila setiap hari disiram justru akar tanaman menjalar kemana-mana, tidak efektif membesarkan bakal buah (sesuai dengan pelajaran yang diperoleh di Jepang).
Budidaya kali pertama di lahan seluas 6 ribu meter persegi sejumlah 11 ribu batang /panen 17 ton seharga Rp 2 ribu per kg, dengan masa tanam hingga panen 40 hari. Keuntungan digunakan membeli tanah untuk memerluas lahan. Kini memilki lahan seluas 5 hektar. Milik sendiri 3 hektar, sisanya 2 hektar sewa.
Panen dua kali berturut-turut
Lahan 3 hektar ditanam melon 2 kali, tanam pertama bulan Nov-Feb, ke-dua Maret-Mei. Baru bulan berikutnya ditanami jagung. Menanam melon dua kali berturut-turut ini terhitung tidak biasa. Kebanyakan penanaman yang kedua gagal total karena diberangus virus yang berkembang pada penanaman pertama. Namun Iskandar memiliki kiat jitu. Agar dapat panen melon dua kali pada satu lahan dengan cara lajur yang digunakan tanam pertama dijadikan parit, sebaliknya parit dinaikkan digunakan sebagai bedengan pada masa tanam ke-dua. Tentu, ada rahasia-rahasia lain yang sulit dimengerti jika tidak terjun langsung bersama Iskandar.
Untuk penanaman kedua ini, tidak tanggung-tanggung, Iskandar mampu panen dua hektar dengan pengurangan hasil yang sedikit saja. Namun demikian, Iskandar belum berani mencoba untuk menanam ketiga kalinya secara berurutan.
Pada tahun 2009 ini menurut Iskandar, modal yang dikeluarkan untuk menanam melon di lahan seluas 1 hektar sebanyak Rp 40 juta. Perincian membeli bibit-mengolah tanah menggunakan traktor-membeli pupuk-membayar tenaga kerja dan biaya operasional harian lainnya. Lahan 1 hektar ditanam 20 ribu batang, dipanen 50 ton (rata-rata tiap batang berkisar 2,5 kg). Harga jual Rp 1.800 per kg beli ditempat. Iskandar memperoleh pendapatan kotor Rp 90 juta, dikurangi modal awal diraup keuntungan bersih Rp 50 juta.
Iskandar menjelaskan, sampai saat ini hasil usaha menggeluti komoditi buah melon berupa uang tabungan pribadi (diluar cadangan modal menanam) sekitar Rp 80 juta. Rumah dan perabotanya, serta sarana operasional sehari-hari berupa sepeda motor Honda Mega Pro keluaran tahun 2007 akhir.
Ilmu menejemen yang dipelajari Iskandar dari Nagata saat magang di Jepang ditularkan kepada istrinya Syarofah (28 th) termasuk membuka tabungan khusus untuk biaya pendidikan Mizafois Sofah (2,2 th) buah hati mereka. q
GABUNGAN WARGA KURANG MAMPU PRODUKSI KERUPUK
KERUPUK, salah satu jenis makanan ringan yang dipasaran kita kenal dengan aneka jenis dan rasa ternyata masih memiki tempat tersendiri bagi para penggemarnya. Bahkan seiring dengan semakin meningkatnya kesejahteraan dan gaya hidup masyarakat, kebiasaan mengkonsumsi kerupuk sebagai menu pelengkap makan sehari-hari masih belum dapat diitnggalkan. Sebagian masyarakat tetap menjadikan kerupuk sebagai menu tambahan untuk menambah selera makan.
Adanya fenomena tersebut dimanfaatkan sebagian warga desa Tri Tunggal kecamatan Rembang, menggeluti usaha produksi kerupuk. Saat ini kerupuk produk desa bersangkutan mulai mendapat tempat, digemari warga kecamatan rembang dan sekitarnya. Dua versi kerupuk yakni jenis rantang dan rambak, mudah dijumpai di sejumlah warung dan tempat makan yang berada di di Rembang, Lasem, Pancur dan Pamotan.
Beberkal dana dari Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) yang diterima tahun 2008 silam, dana Rp 100 ribu yang disalurkan untuk modal usaha 60 warga kurang mampu digabung dan dijadikan usaha rumahan produksi kerupuk rantang dan rambak.
Cholid Subekti, perwakilan warga yang juga pengelola usaha kerupuk, saat ditemui di tempat produksi menerangkan, kucuran dana yang digabung sejumlah Rp 6 juta kemudian ditambah oleh salah seorang donatur sebanyak Rp 5,5 juta digunakan membuat tempat usaha produksi kerupuk. Dana itu lantas digunakan membangun rumah produksi, belanja alat dan bahan baku. “Terhitung sejak September tahun 2008, 60 warga yang tergabung dalam Kelompok Swadatya Masyarakat (KSM) Sejahtera Mandiri dinyatakan sebagai pemegang saham tempat produksi tersebut,” terang Cholid.
Sedangkan produksi kerupuk dijalankan 14 warga dengan sistem berbagi tugas mengelola produksi. “Ada yang mendapat tugas membuat adonan, mencetak kerupuk, menjemur dan mengepak. Kerupuk diberi merk Sejahtera Mandiri sesuai dengan nama KSM,” terangnya.
Untuk kerupuk rantang dikemas ukuran 2,5 kilogram sedangkan kerupuk rambak ukuran 5 kg. Dari modal setiap kali produksi sebanyak Rp 700 ribu, dijual seharga Rp 1 juta, sehingga diperoleh pendapatan Rp 300 ribu. “Hasil produksi biasanya dijual kepada pengepul dengan sistem bayar kontan,” ungkap Cholid.
Menurut Cholid tidak semua keuntungan yang diperoleh dalam waktu sebulan dibagikan kepada para anggota, melainkan sebagian diantaranya digunakan sebagai cadangan modal. “Saat ini kapasitas produksi rata-rata per hari satu kuintal, kemungkinan besar pada musim kemarau nanti ditingkatkan menjadi dua kuintal,” tambah Cholid.
Seperti diketahui, usaha pruduksi kerupuk sangat bergantung pada teriknya sinar matahai untuk penjemuran, apabila musim kemarau tiba produksi kerupuk tentunya juga akan meningkat. Dengan demikian diharapkan 60 warga pemilik saham yang tergabung dalam KSM Sejahtera Mandiri tak lama lagi meningkat kesejahteran dan taraf hidupnya, sehingga tak lagi menyandang status warga kurang mampu. qAntok
KECAMATAN SUMBER BERTEKAD JADI LUMBUNG PADI
DATA dari Dinas Pertanian dan Kehutanan Rembang, kurun waktu 2008 diketahui dari 14 kecamatan yang ada di kabupaten Rembang semuanya menunjukkan trend naik dalam hasil produksi padi dibandingkan tahun sebelumnya. Salah satu yang memberi kontribusi secara signifikan terhadap hasil produksi padi di kabupaten Rembang adalah kecamatan Sumber.
Pada tahun 2008 kecamatan Sumber menempati peringkat pertama dari kecamatan lain. Bila tahun 2007 dari luas panen 3.521 hektar, produksi padi 17.835 ton, tahun berikutnya luas panen mencapai 4.793 hektar, produktifitas sebesar 25.673 Ton.
Ditemui di ruang kerjanya belum lama ini Camat Sumber Ir Dwi Purwanto menyebutkan, sebagai salah satu kecamatan yang memberikan kontribusi terbesar pada hasil produksi pertanian pihaknya bertekad menjadikan kecamatan Sumber sebagai salah satu lumbung padi di kabupaten Rembang, selain kecamatan Sale dan Pamotan.
Pihaknya mendukung langkah pemkab Rembang atas keberhasilannya dalam gerakan peningkatan produksi beras nasional. Meningkatnya produksi tanaman padi di kecamatan Sumber tak lepas dari peran aktif dari masyarakat dalam mendukung program disektor pertanian. Salah satunya kesadaran petani mulai berkembang dalam pola tanam lahan pertanian melalui diversifikasi. “Petani sekarang cenderung lebih mengintensifkan budidaya tanaman Holtikultura dibanding sebelumnya yang cenderung ke padi,”ucap Dwi.
Selain itu menurut Dwi, upaya yang dilakukan untuk menggenjot produktifitas padi antara lain melalui koordinasi yang intensif dengan penyuluh pertanian lapangan (PPL) serta terjun langsung melihat dari dekat bagaimana para petani memanfaatkan tehnologi yang telah disosialisasikan oleh para petugas penyuluh.
Sementara di tahun 2008, kabupaten Rembang menempati urutan pertama tingkat Jawa tengah dalam prosentase peningkatan produktifitas tanaman padi. Berdasarkan data Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura yang diperoleh dari Badan Pusat statistik (BPS) Rembang, produksi padi tahun 2008 mencapai 210.768 ton atau meningkat 59,64% dibanding tahun 2007 yakni 132.025 ton. Kenaikan sebesar 59,64% merupakan kenaikan tertinggi dari 35 kabupaten/kota se-Jawa tengah.
Petani panen raya walik dami
200 hektar lahan dari 1.886 hektar lahan walik dami di wilayah kecamatan Sumber sejak awal bulan Mei ini mulai panen raya. Petani yang sudah mulai panen padi tersebar di beberapa desa meliputi desa Jadi, Sekarsari, Jatihadi, Sumber, Sukorejo, Randuagung, Tlogotunggal, Grawan, Bogorejo, KedungAsem dan Megulung.
Supeno, salah satu petani asal desa Jatihadi mengatakan, hasil panen walik dami hampir sama dengan panen padi masa tanam pertama. Dari ¼ hektar lahan yang dikelolanya mampu memanen sekitar 1,4 ton sedangkan panen sebelumnya mencapai 1,6 ton. “Bila dibanding dengan panen tahun sebelumnya memang agak berkurang karena pada musim tanam kali ini terkendala kurang hujan dan sulitnya memperoleh pupuk,”terangngya.
Senada dengan Supeno, hal sama disampaikan petani desa sama Nur Sodi yang menjelaskan dari luas lahan ¼ hektar mampu memanen padi sekitar 1,2 ton, padahal masa tanam sebelumnya mampu memanen 1,6 ton gabah .
Terpisah koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) kecamatan Sumber, Setreni menerangkan, dari luas lahan walik dami 1.886 hektar hanya sekitar 40 hektar atau 2 % yang mengalami puso atau gagal panen, karena mengandalkan curah hujan di musim tanam ke-dua. “Untuk mengatasinya kami telah mengusulkan pembangunan bendungan skala kecil maupun skala besar di dekat area sawah tadah hujan,” kata Setreni.
qAntok
KINI ADA ‘GRIYA BATIK TULIS LASEM’
BAGI penggemar kain batik tulis Lasem, kini tak perlu repot berkeliling mendatangi satu persatu pengrajin batik yang tersebar di kecamatan Lasem, Pancur dan Pamotan. Pasalnya sejak tanggal 21 April Pemkab Rembang melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Dinperindagkop & UMKM) telah melakukan soft opening ruang pamer dan pusat penjualan yang dinamakan Griya Batik Tulis Lasem.
Tempatnya strategis dan mudah dijangkau, berada di jalan raya Lasem (Jl Untung Suropati), menempati bangunan kuno bekas kantor PDAM Lasem yang dahulu pernah juga dijadikan sebagai kantor Wedono Lasem.
Saat berkunjung ke Griya Batik, Apriliani dan Wulansari dengan akrab akan menyapa dan dengan lancar menerangkan satu persatu motif kain batik yang dipamerkan. Sedikitnya terpampang 200-an kain batik Lasem, hasil karya 14 pengrajin yang sudah ternama, dintaranya Purnomo, Santoso, Widji dan Usman.
Aprliani dan Wulansari menjelaskan, kain batik Lasem yang dipamerkan sengaja dipilih harga ekonomis agar terjangkau oleh calon pembeli. Harga termurah Rp 100 ribu, termahal Rp 400 ribu. Ada juga yang siap pakai. Setidaknya ada 25 desain baju wanita aneka warna dan motif. Harganya berkisar Rp 125 ribu dan bisa dinego.
Grand opening Griya Batik Lasem dilaksanakan Kamis (11/6) di Taman Rekreasi Pantai Kartini (TRPK) sekaligus meresmikan 2 bangunan ruang pamer lain yakni show room handycraft dan pusat oleh-oleh khas Rembang di lokasi TRPK dan show room bordir dan konveksi di kasawan Pandangan kecamatan Kragan.
Optimalisasi
Terkait dengan rencana grand opening 3 show room, Kadindagkop & UMKM Rembang, Drs H Waluyo MM didampingi Kabid Perindustrian Drs Sudirman menerangkan, untuk ruang pamer handycraft dan pusat oleh-oleh khas Rembang di lokasi TRPK hanya akan diperbaharui isinya agar pengunjung tidak bosan.
Griya batik selain nantinya sebagai ruang pamer dan penjualan kain batik tulis Lasem, setelah grand opening nanti akan ditambah kegiatannya. Setiap hari pengunjung selain melihat ratusan kain batik juga dapat menyaksikan 4 pekerja tengah membatik Sedangkan pada hari Sabtu dan Minggu diagendakan pembelajaran membatik kepada para pengunjung dan hasilnya dapat dibawa pulang sebagai kenang-kenangan.
Waluyo menjelaskan, pihaknya telah mengajukan hak paten ke Depertemen Hukum, Kehakiman dan HAM untuk kain batik. Dari 200-an motif batik Lasem, sedkitinya saat ini sudah ada 20 yang telah memilki hak paten.
Sementara itu Sudirman menjelas-kan, dari hasil pendataan terakhir (tahun 2007) saat ini jumlah pengrajin batik Lasem katagori besar ada 27 orang, kelompok pengrajin kecil mandiri sekitar 1.148 orang. Jumlah tenaga kerja laki-laki dan perempuan yang terserap di sektor batik mencapai 1.596 orang, dengan kapasitas produksi per bulan rata-rata 38.938 potong.
Sementara itu Ketua Dekranasda Rembang, Ny Umy Jazilah Salim dihubungi terpisah menyatakan, pihaknya selaku lembaga yang berkecimpung menangani bidang kerjainan menyambut gembira terwujudnya 3 show room tempat memamerkan hasil kerajinan asli kabupaten Rembang.
Ny Umy berjanji tidak akan menganakemaskan salah satu produk. Menurutnya seluruh produk adalah unggulan kabupaten Rembang, sehingga harus mendapat perlakuan yang sama.
Pihaknya juga akan melakukan terobosan dengan pengusaha yang termasuk katagori besar di Rembang, agar mau peduli dengan industri kerajinan rumahan untuk dibina dan dibentuk pola bapak asuh. qAntok
TEMUKAN AIR KEJUJURAN
WAJAH warga Dukuh Karangaru Desa Mondoteko kecamatan Rembang, khususnya yang berdomisili di lingkup RT 1 dan RT 3 – RW 4 kini tak lagi bersungut-sungut manakala musim kemarau tiba. Dari total 62 Kepala Keluarga (KK) di lingkup dua RT tersebut hanya 10 rumah yang memiliki sumur sendiri. Itupun hanya bisa diambil airnya ketika musim penghujan tiba, begitu masuk musim kemarau semua sumur kering kerontang, membuat warga terpaksa menggunakan segala cara mendapatkan air bersih.
Kesulitan memperoleh air bersih untuk konsumsi sehari-hari, baik untuk persediaan air minum dan memasak di musim kemarau seolah menjadi ‘momok’ karena harus disikapi dengan mengeluarkan uang tambahan untuk membeli air bersih yang diedarkan para pedagang air dari Kajar Lasem.
Bertahun-tahun dihadapkan dengan situasi sulit itu, kini warga dukuh Karangaru tak lagi harus merogoh koceknya guna membeli air bersih untuk konsumsi sehari-hari. Sekarang warga dapat menggunakan air sumur yang ditampung di bak tandon dan dialirkan melalui dua kran umum yang dapat diakses 24 jam dalam satu hari. Melalui Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) yang digulirkan pemerintah tahun 2008, sebagian diantaranya digunakan untuk membangun sarana dan prasarana air bersih.
Dihantar Koordinator P2KP kabupaten Rembang, Wedya Sudar Prasedya, Pantura Pos diajak mengun-jungi sumur, bak tandon dan kran umum di dukuh Karangaru. Ketika berada di lokasi Wedya menerangkan, desa Mondoteko menerima dana P2KP sebesar Rp 300 juta. Warga mengusulkan agar kebutuhan memperoleh air bersih doiakomodir dari dana tersebut. Karena merasa hal itu urgen, Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) selaku pengelola kegiatan P2KP desa Mondoteko datang kepada dirinya mengajukan usulan ingin memanfaatkan sebagian dana yang diterima untuk membuat sumur guna memenuhi kebutuhan air bersih warga. Dia-pun langsung menyatakan persetujuanya.
“Saya menyatakan setuju ketika BKM dan KSM mengajukan permohonan menggunakan sebagian dana untuk membuat sumur, bak tandon dan pipanisasi. Setelah dari cek lapangan ternyata memang diketahui warga terkendala mengakses air bersih untuk kebutuhan hidup sehari-hari,” ungkapnya.
Sebelumnya, di tingkat desa sendiri telah dilakukan musyawarah desa dan hasilnya pembuatan sarana prasarana air bersih sangat mendesak diadakan. BKM Sejahtera dan KSM Rajawali desa setempat selaku pengelola kegiatan, memutuskan membuat sumur bor dan bak tandon berukuran panjang 1,5 X lebar 1,5 meter dengan ketinggian 1,5 meter.
Dari anggaran semula pembuatan sumur dan pembangunan bak tandon sebesar Rp 4 juta ternyata membengkak mencapai Rp 4,9 juta. Kekurangan dana sebanyak Rp 900 ribu akhirnya ditutup warga secara swadaya. Yang membedakan sumur dan bak tandon di dukuh Karang aru desa Mondoteko dengan sumur di tempat lain yakni tempat tersebut dinamakan air kejujuran.
Ketua BKM Sejahtera, Salamun, kepada Pantura Pos menerangkan, tempat tersebut dinamakan air kejujuran. Mengapa dinamakan demikian? Karena atas kesepakatan musyawarah desa, bagi yang memanfaatkan air sebanyak 1 jerigen diwajibkan membayar Rp 250 dengan cara memasukkan uang di dalam kaleng yang tersedia. “Tempat tidak dijaga, dituntut kesadaran dan kejujuran pengguna air untuk menepati ketentuan tersebut,” ungkapnya.
Menurut Salamun, setiap malam hari kaleng dibuka, jumlah uang dihitung kemudian dicatat dalam sebuah buku. Uang yang terkumpul dalam satu bulan digunakan untuk membayar tagihan listrik dan biaya perawatan sumur serta bak tandon. Per bulan rata-rata uang yang diperoleh dari kaleng tempat uang sebanyak tiga ratus ribu. “Uang tadi digunakan untuk menutup biaya operasional, membayar listrik, perbaikan bak tandon dan servis mesin pompa listrik yang digunakan. Sisanya masuk kas untuk ke depan nanti dipasang pipa ke rumah-rumah warga,” papar Salamun.
Sementara itu Wedya sendiri menambahkan, pihaknya merasa salut dengan adanya air kejujuran di dukuh Karang aru-desa Mondoteko. Selain warga mau ber-iuran menutup kekurangan dana, juga tumbuh partsipasi masyarakat yang secara sadar mau bersikap jujur mengeluarkan uang sesuai dengan banyaknya air yang diambil. “Sebenarnya tujuan P2KP selain memberdayakan masyarakat juga diharapkan memunculkan perubahan perilaku hidup masyarakat. Seperti adanya semangat bertindak jujur seperti yang dikembangkan warga desa Mondoteko,”cetus Wedya.
Sutiyah, salah satu warga pengguna air kejujuran menerangkan, dia rutin mengambil air sebanyak 4 jerigen setiap hari untuk kebutuhan memasak, minum dan laiannya. Sedangkan untuk mencuci dilakukan di sungai desa. Menurutnya dengan membayar seribu rupiah per hari (4 jerigen) atau total tige puluh ribu sebulan, tidak memberatkan bagi dirinya.
“Dibandingkan membeli air kajar setiap dua hari sekali dua pikul, saya harus menge-luarkan uang enam ribu (satu pikul 2 jerigen, Rp 3.000-red), tentunya lebih ringan menggunakan air kejujuran,” ungkapnya. qAntok
DANDIM DJOKO NUGROHO: GUNUNGSARI DIPILIH SASARAN TTMD KARENA PERTIMBANGAN KHUSUS
KOMANDAN KODIM 0720-Rembang, Letkol Infantri Djoko Nugroho saat ditemui usai pembukaan Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) Sengkuyung I tahun 2009 di lapangan desa Gunungsari Kecamatan Kaliori, menjelaskan, dipilihnya desa Gunungsari sebagai sasaran kegiatan TMMD karena pertimbangan khusus. Selama ini akses transportasi menuju desa lain bahkan ke ibu kota kabupaten agak terhambat karena kurang memadainya jalan yang rusak cukup parah sejak lama. “Oleh karena itu sasaran fisik TMMD antara lain membangun jalan dan talud untuk memberikan kelancaran akses transportasi agar komoditi pertanian desa setempat dapat disalurkan ke luar daerah, hingga nantinya ekonomi warga meningkat,”terangnya.
Dandim Rembang lebih lanjut menjelaskan, kegiatan TMMD yang dijadwalkan berlangsung selama setengah bulan, pagi hingga siang hari mengerjakan sasaran fiisik dengan melibatkan warga setempat. Sedangkan malam harinya dilakukan penyuluhan, pembinaan dan pelatihan. “Semua kegiatan akan dipimpin dinas/instansi terkait yang kompeten dibidangnya,”sebut Djoko.
Warga desa Gunungsari sendiri merasa antusias dengan ditunjukkya desa mereka sebagai sasaran TMMD. Secara bergiliran setiap hari mereka berpartisipasi mengerjakan seluruh pekerjaan rehab dan pembangunan yang memang mereka nanti-nantikan sejak lama.
Menandai dimualinya kegiatan TMMD, Dandim Rembang secsra simbolis menyerahkan alat kerja kepada perwakilan anggota TNI, Linmas dan warga. Kegiatan pembukaan TMMD diikuti lintas sektor terdiri TNI, Kepolisian, Linmas, pelajar dan perwakilan warga. qDaryono
ADM KPH MANTINGAN DAN KEBONHARJO MUTASI
DUA Administratur (Adm) di lingkungan Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, Adm KPH Mantingan dan Adm Kebonharjo, Senin (18/5) diserahterimakan di pendopo kabupaten. Acara dihadiri Bupati Rembang, Kapolres, Dandim, Kajari, Ketua PN, Sekda rembang dan Adm Pati, Yahya Amin.
Adm Kebonharjo yang lama, Ir Ahmad Ibrohim dipindahtugaskan ke Adm Randublatung. Sedangkan Adm Kebonharjo yang baru ditempati Ir Susilo Budi Wacono, semula menempati jabatan KSPH III, Bandung. Sementara Adm Mantingan yang lama, Ir Djoko Purnomo selanjutnya pindah tugas sebagai Adm Purwodadi, penggantinya Ir Abdul Hasan Msi, semula Adm Balapulang, Tegal.
Dalam kegiatan tersebut, Ka Biro Hukamas Perum Perhuitani Unit I jawa Tengah, Bambang Wuryanto mengungkapkan, di lingkungan Unit I Jawa Tengah, ada 20 Administratur, 17 diantaranya dimutasi. Baik dimutasi ke pos yang sama maupun promosi. Rotasi dilakukan karena banyak pejabat di tingkat pusat yang pensiun. “Rotasi jabatan ini dilakukan karena untuk penyegaran dan kebutuhan organisasi,” jelasnya.
Sementara itu, Bupati Rembang H Moch Salim pada kesempatan itu menyampaikan, di kabupatennya ada dua Adm yakni, Adm Mantingan dan Kebonharjo. Selama ini, di dua KPH sudah melaksanakan program pengelolaan hutan bersama masyarakat (PHBM). PHBM dilaksanakan dengan menggandeng masyarakat desa sekitar hutan, tergabung dalam lembaga masyarakat desa hutan (LMDH). “Sejak tahun 2003 hingga 2008 telah terealisasi dana sharing sebesar Rp 2,812 miliar lebih,” katanya.
3 BKPH rawan penjarahan
Saat menyampaikan prakata perpisahan, Adm Mantingan lama Ir Djoko Purnomo kepada penggantinya memberi masukan menjelang musim tebang tahun 2009, 3 Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) di wilayah kerja Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Mantingan yakni BKPH Kebon, Ngiri dan Kalinanas diprediksi rawan penjarahan, khususnya pohon jati yang ada di 3 wilayah tersebut.
Oleh karena itu konsentrasi jajaran polisi hutan harus diprioritaskan di 3 BKPH tersebut guna mengamankan ratusan pohon jati berusia antara 50-60 tahun siap tebang. Pihaknya telah melakukan langkah pengamanan huta melalui patroli rutin dan mengajak LMDH ikut berpartisipasi mengamankan hutan yang berada di desanya. Pihaknya juga telah membentuk beberapa posko terpadu beranggotakan jajaran polisi hutan-anggota Polres dan Kodim 0720/Rembang untuk mengamankan pohon yang sebentar lagi akan dipanen. “Oleh karena itu saya harap Pak Hasan lebih mengoptimalkan lagi upaya pengamanan hutan baik secara internal maupun eksternal,”ucap Djoko.
Seperti diketahui, kondisi hutyan di wilayah KPH Mantingan sendiri pernah dalam kondisi merangas akibat penjarahan kayu jati secara besar-besaran kurun waktu antara tahun 1997-1998. Hampir 75 % atau sekitar 11.000 hektar hutan jati di Rembang gundul, membutuhkan waktu cukup lama untuk mengembalikan pada kondisi semula. Reboisasi yang dilakukan sejak tahun 2000 hingga tahun 2008 masih menyisakan 800 hektar yang akan dituntaskan pada akhir tahun 2009 ini. qAntok
DONGENG RAKYAT KABUPATEN REMBANG DIBUKUKAN
BAGI warga Rembang yang kini berusia 50 tahun ke atas tentu tak merasa asing dengan nama Pangeran Sido Laut, Demang Waru, Noyo Gimbal, Puteri Maloko yang kerapkali didongengkan saat mereka masih kecil. Berdasar ingatan isi cerita yang terus melekat di memory, suatu saat mereka tentu dapat dengan lancar menceritakan dongeng terkait nama-nama yang telah disebutkan tadi.
Tetapi bagi para pendatang dan anak-anak yang duduk di bangku sekolah khususnya SD, jangankan akrab dengan nama-nama tersebut, mendengar kisah-kisah tentang mereka saja kemungkinan besar belum pernah mendengar sekalipun. Sebenarnya cerita, kisah atau dongeng tentang Pangeran Sido Laut, Demang Waru dan lainnya yang nota bene asli dari kota Rembang, bisa mengantar mereka lelap saat berada di tempat paraduan. Tetapi nampaknya hal itu tak lagi dituturkan oleh orang tua mereka.
Fenomena tersebut membuat Drs Muthohir kala menjabat Kepala Kantor Perpusatakaan, Arsip dan Pengolahan Data Elektronik (Parsip dan PDE) Rembang, merasa masygul. Apakah dongeng tadi maih dapat didengar lagi 20 atau 30 tahun mendatang. “Oleh karena itu muncul inisatif mengalihkan spektrum cerita-cerita tadi dari bentuk tutur ke tertulis,”ujar Muthohir.
Pada satu hari di bulan November 2008, Muthohir mengadakan acara sarasehan melibatkan pemerhati budaya, penulis dan guru sejarah se-kabupaten Rembang di pendopo kabupaten. Saat itu digagas mengumpulkan dongeng-dongeng kerakyaatan asli Rembang untuk dibukukan.
Sayang sebelum upaya Muthohir terwujud dirinya dimutasi sebagai Sekretaris Dinas Pendidikan Rembang. Namun apa yang dirintisnya dengan serius diteruskan penggantinya Drs Edy Winarno yang kemudian instansi yang dipimpinnya berganti nama Kantor Parsip Rembang.
Edy Winarno sendiri ternyata juga seorang pemerhati budaya khas Rembang, bahkan belum lama ini terpilih memegang posisi ketua komisariat Manusia Sejarwan Indonesia cabang Rembang. Dengan ketetapan hati Edy Winarno meneruskan keinginan pendahulunya menerbitkan buku bacaan dongeng rakyat asli Rembang. Buku dicetak 2 jilid, masing-masing jilid berisi 24 cerita, representasi kisah-kisah kerakyatan 14 kecamatan yang ada di kabupaten Rembang. “Hasilnya, pada bulan Mei ini sebanyak 48 dongeng asli Rembang telah diterbitkan dalam bentuk buku bacaan yang diberi judul Dongeng Rakyat Kabupaten Rembang,” terang Edy.
Dihubungi terpisah, Kusairy YS selaku ketua tim penulis menyebutkan, setelah menghadiri sarasehan pada bulan November 2008 dipendopo kabupaten, dia dan tim penulis segera turun ke lapangan mendatangi lokasi sumber dongeng, mengumpulkan bukti-bukti serta bertemu dan berdiskusi dengan orang-orang yang dianggap mengetahui alur cerita. “Semua hasil ‘turba’ kemudian dikumpulkan sebagai bahan menyusun naskah,”ungkap Kusaeri.
Setelah bekerja sekitar 5 bulan lamanya, cerita-cerita yang terkumpul kemudian disusun sebagai draft untuk selanjutnya ditawarkan kepada salah satu perusahaan percetakan dari Surabaya.
“Gayungpun bersambut, keinginan mencetak buku bacaan disetujui dan pada bulan Mei ini telah siap edar, tersedia 240 eksemplar. 2 jilid buku dongeng rakyat kabupaten Rembang dipasarkan dengan harga jual Rp 15 ribu,” terang Kusaeri. qAntok
KALIORI PERMUDAH PENGURUSAN KTP
MASYARAKAT sekarang ini, banyak yang mengeluh gara gara KTP. Menurut mereka pembuatan KTP bukan lebih mudah tapi semakin sulit dan membutuhkan waktu yang lama. Hal ini, karena dilaksanakanya program pemerintah tentang pembuatan KTP yaitu SIAK ( Sistem Administrasi dan Kependudukan). Progam baru diterapkan di Rembang mulai awal 2009, sehingga masyarakat banyak yang belum siap. Meskipun telah disosialisasikan ke pemerintahan desa, tetapi banyak yang belum mengetahui. Realita dilapangan menunjukan bahwa masyarakat sangat kecewa atas praktek pembuatan KTP. Ketidaktahuan tentang program ini, membuat masyarakat saling bertanya kenapa membuat KTP di Rembang lebih sulit.
Hal inilah yang mendasari Kantor Kecamatan Kaliori, berusaha mempermudah pembuatan KTP, apalagi menjelang pilpres. Kecamatan Kaliori berusaha jemput bola dalam pembuatan KTP, dengan mendatangi pemerintahan desa. Pemerintahan desa mengkoordinir semua adminis-trasi serta mengumpulkan masyarakat untuk foto KTP. Biaya yang dikeluarkan sama dengan ketika membuat di kantor kecamatan yaitu Rp 7000.
Menurut Camat Kaliori Kartono SH melalui Kasie Yanmum Agus Tri mengatakan program jemput bola dalam pembuatan KTP sudah dilakukan sejak Januari 2009. Tetapi belum semuanya mengajukan, tergantung permintaan dari pemrintah desa. Program jemput bukan bola bukan kami yang meminta tetapi kantor kecamatan hanya memfasilitasi. Pembuatan KTP menjelang Pilpres atau tidak, belum ada peningkatan yang mencolok. Berbeda ketika proses pengambilan BLT, masyarakat sangat antusias dalam pembuatan KTP, kalau perlu ditunggu sampai sore yang penting hari itu jadi.
Rata rata pembuatan KTP membutuhkan waktu minimal 1 bulan dan maximal 3 bulan. Menurut Agus, disebabkan karena terlalu banyak data yang harus dimasukan, sampai semua data keluarga termasuk KK. Syarat pembuatan KTP adalah harus membawa KK, Akte Nikah ( bila yang sudah menikah), Akte kelahiran dan Ijazah.
Setiap hari Kecamatan Kaliori memproses kurang lebih 30 KTP, dan rata rata perbulan tercatat 200 orang. qSantoso
SEKOLAH KITA
BUPATI H MOCH SALIM, JANGAN SAMPAI SISWA PUTUS SEKOLAH
DALAM kegiatan, sosialisasi pemilihan umum presiden-wakli presiden bagi pemilih pemula usia kalangan pelajar SMA sederajat di aula SMAN 2 Rembang belum lama ini, Bupati Rembang H Mohammad Salim selaku kepala daerah mengatakan rasa prihatinnya melihat pimpinan desa seperti RT, RW, perangkat desa dan kepala desa ternyata kualitas pendidikannya relatif rendah. Menurut Bupati, saat ini banyak kepala desa yang hanya jenjang pendidikannya hanya tingkat SMP- sederajat, bahkan banyak ijazahnya baru bermunculan ketika akan mengikuti seleksi pencalonan kepala desa.
Kondisi tersebut berdampak pada kelangsungan pembangunan di kabupaten Rembang. Untuk itu kepada siswa siswi SLTA sederajat di Rembang yang hadir diharapkan melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. “Jenjang pendidikan yang cukup, sangat diperlukan apabila nantinya ketika kembali ketengah masyarakat dan dipercaya menjadi pimpinan mempunyai kemampuan untuk memimpin,” ungkap H Moh salim.
Dari rasa keprihatinan tersebut, H Moh Salim selaku Bupati terus berkeinginan mengangkat pendidikan di daerah yang dipimpinnya, khususnya jenjang pendidikan SMA sederajat yang apabila tidak ada aral melintang pada tahun pelajaran baru nanti akan mulai dilaksanakan. “Dengan prioritas memberikan bantuan kepada masyarakat, khususnya keluarga kurang dan tidak mampu, Insya Allah tahun pelajaran mendatang program bantuan pendidikan bagi akan dilaunching,” janji H Moh Salim.
Dasar pemikiran pemkab Rembang menyalurkan bantuan biaya pendidikan untuk anak-anak dari keluarga kurang dan tidak mampu tentu bukannya tanpa alasan. Bupati Rembang H Moh Salim berharap, jangan sampai siswa putus sekolah hanya gara-gara ketidak-mampuan ekonomi. Menurutnya, kepala sekolah dan lingkunga sekitar harus bertanggungjawab jika ada anak yang terancam putus sekolah karena ekonomi. “Kepala sekolah dan lingkungannya harus bisa mengupayakan agar anak tersebut tetap melanjutkan sekolahnya. Jangan sampai terhenti di tengah jalan,”tandas Bupati.
H Moh Salim mengaku saat ini merasa masygul, karena kucuran dana dari pemerintah untuk sektor pendidikan sudah sangat besar. Tetapi masih saja ada anak yang terancam putus sekolah. Disebutkannya pemkab akan fokus pada sasaran pembangunan di bidang pendidikan serta penguatan ekonomi kerakyatan, melalui kelompok usaha masyarakat. qSantoso
MADRASAH, BERPACU DENGAN WAKTU
DALAM peningkatan mutu dan kwalitas pendidikan, pemerintah masih pilih kasih. Seperti pengucuran dana untuk pendidikan lebih diutamakan kepada sekolah umum dibawah naungan Dinas Pendidikan. Sedangkan sekolah agama islam, yang mendidik moral, etika, akhlak, belum sepenuhnya dipikirkan.
Seandainya sekolah agama tidak diprioritaskan, maka bisa mempengaruhi mental dan moral anak anak bangsa.. Patut disyukuri bahwa sekolah islam, seperti Madrasah khususnya di Kabupaten Rembang, semakin hari semakin memperlihatkan mutu dan kwalitasnya. Walaupun baru beberapa sekolah yang menonjol, sebab belum semuanya siap bersaing dengan yang lain. Mutu dan kwalitas bisa diandalkan di sekolah umum, tetapi pendidikan akhlak, moral, ketangguhan iman hanya bisa diperoleh di sekolah agama.
Maju dan tidaknya sebuah madrasah banyak dipengaruhi dengan berbagai factor yaitu management yang baik, semangat yang tinggi dan suntikan dana. Berkurangnya jumlah murid juga dipengaruhi berbagai factor termasuk pengelolaan yang jitu..Sekarang ini, masyarakat semakin sadar akan pentingnya sekolah agama, maka mempermudah sekolah islam, seperti madrasah untuk mendapatkan murid. Hal ini terbukti setiap tahun semakin bertambah jumlah muridnya. Ada sebuah contoh bahwa sekolah islam di tingkat TK dan MI semakin diminati masyarakat, karena kemampuan memanage yang baik, Sekolah tersebut pernah melakukan study banding di Yogyakarta. Hasil study banding dipraktekan, tahun pertama 2004 hanya mendapat 10 murid. Tahun ke 3 menjadi 4 kali lipat jumlah murid dan menginjak tahun ke 4 menjadi 7 kali lipat sampai sekarang. Sekarang sekolah tersebut bukan mencari murid, tetapi orang tua yang mencari sekolah itu. Dikarenakan mutu dan kualitasnya bisa diandalkan. Contoh sekolah diatas adalah sekolah swasta, bertempat di pedesaan diwilayah Kabupaten lain. Pengelolaan yang baik membutuhkan kerjasama seluruh elemen, baik pihak sekolah, komite, wali murid dan masyarakat setempat.
Masyarakat Rindu Pendidikan Akhlak
Keberadaan Madrasah sebenarnya ditunggu oleh masyarakat Rembang. Sebab mereka beranggapan zaman yang modern harus diimbangi dengan pendidikan agama, supaya tidak salah jalan. Agama islam mengajarkan akhlak, moral dan tatakrama. Menurut data dari Mapenda Depag Rembang, Madrasah semakin bertambah dari tahun ke tahun,. Sampai tahun 2009, RA = 53, MI = 41, MTs = 37, MA 16.
Menurut Kasie Mapenda Drs. Athoilah M, munculnya Madrasah baru, menggambarkan kesadaran, keinginan masyarakat dalam pendidikan islam semakin baik. Orang tua harus ikut mengarahkan anak dalam pendidikan agama.
Menurutnya lebih baik RA , MI, dan MTs ditambah jumlahnya, daripada keinginan mendirikan MA. Sebab saat ini pendidikan lebih difokuskan berdirinya SMK.
“Semua itu karena kesadaran, tanggung jawab moral dan kondisi masyarakat Rembang yang Relegius” kata Atoilah. Madrasah sebenarnya dibuat dari masyarakat dan akan kembali untuk masyarakat.
Dapat Suntikan Dana
Seiring berjalanya waktu,sekolah islam seperti Madrasah di Rembang, makin kelihatan prestasinya, lebih exis dan bermanfaat ilmunya. Dulu orang meragukanya, karena sangat ketinggalan dan kurang bermutu, tetapi sekarang sudah mengimbangi sekolah umum. Semua bisa diperoleh karena kerja keras semua elemen sekolah dari pimpinan sekolah, guru, siswa dan ditambah peran orang tua murid. Para pendidik Madrasah wajib berbangga hati, karena Madrasah saat ini mendapat dana dari pemerintah yang disebut MEDP (Madrasah Education Development Program) untuk peningkatan mutu pendidikan madrasah.
17 Madrasah akan dipilih dengan seleksi yaitu 7 MI, 8 MTs, 2 MA berkisar antara Rp 450.000.000. Dana tersebut akan digunakan untuk fisik/gedung, sarpras dan kesejahtraan guru.
Selain dana diatas, Madrasah Ibtidaiyah mendapat dana rehab yang diberikan kepada seluruh MI di Rembang, tetapi bukan untuk MI Negeri dan yang mendapat dana dari MEDP. Begitu juga seluruh MTs dan MA akan mendapat dana dari pusat yang dibagi lewat Depag. qSantoso
ROSI RAHMASARI, DUTA BACA ANAK JAWA TENGAH 2009
PRESTASI ABG berusia 13 tahun yang satu ini tidak bisa dianggap remeh. Gadis cantik yang kini duduk di kelas 7 SMPN 1 Lasem, raihan prestasi yang dicapainya semakin bertambah panjang dan mengkilap layaknya bintang kejora. Pada tahun ini, Gadis murah senyum itu menyandang predikat Duta Baca Anak versi Klub Perpustakaan Indonesia (KPI), satu capaian prestasi yang diperoleh tidak dengan cara gampang.
Rosi Rahmasari (13 th) anak ke-dua pasangan suami istri Kukuh Purwasana Ssos (direktur Percetakan Daerah Rembang) dan Yanti Astri Astuti (Kepala Sekolah SDN Sambongrejo Pamotan) tidak datang begitu saja atau bahkan karbitan. Aktif mengikuti ajang lomba tingkat kabupaten, eks karesidenan Pati dan Propinsi Jawa tengah bahkan pernah menyabet gelar uara III Nasional. Tentu saja bukan hal aneh apabila membuat Gadis cantik yang kini duduk di kelas 7 SMPN 1 Lasem, tahun ini terpilih sebagai Duta Baca Anak versi Klub Perpustakaan Indonesia (KPI).
April kemarin, KPI mengadakan ajang pemilihan duta baca anak yang ditujukan kepada siswa sekolah SMP sederajat. Mengingat salah satu siswanya mumpuni di bidanbg itu, maka pihak sekolah menunjuk Rosy sebagai wakil dengan mengirimkan tulisan karyanya sendiri yang menceritakan dunia anak-anak.
Ternyata tulisan karya gadis pendiam yang dikirim kesekretariat lomba menarik perhatian para juri. Rosy dinyatakan sebagai Duta Baca Anak, menyingkirkan 34 peserta lain perwakilan 35 kabupaten/kota se Jawa tengah. Sebagai konsekwensi dari gelar yang disandangnya, gadis yang menghabiskan sisa waktu yang dimilkinya untuk membaca aneka buku itu sedikitnya akan mengikuti 2 event lomba baca dan sinopsis yang diselenggarakan oleh KPI dan Departemen Pendidikan Nasional.
Kukuh Purwasana, ayah Rosi menuturkan, prestasi yang diraih Rosy bukan datang semata-mata tetapi dimulai sejak dia menuntut ilmu di Sekolah Dasar. Selalu menjadi juara pertama event lomba sinopsis tingkat kabupaten, eks karesidenan Pati dan Propinsi Jawa tengah hingga tingkat nasional. “Puncaknya, pada tahun 2007 saat anak bungsu kami duduk di kelas 6 SD, berhasil meraih gelar Juara III Nasional lomba Sinopsis yang diselenggarakan Departemen Pendidikan Nasional,”ungkapnya.
Kukuh menyampaikan, saat anaknya mendapat undangan mengikuti lomba sinopsis yang diselenggarakan KPI di gedung BKKBN Pusat Jakarta, bulan April kemarin. Dalam ajang tersebut tiap peserta diwajibkan membaca buku bacaan yang disediakan panitia lomba, kemudian membuat sinopsis (merangkum) dan menceritakan isi sinopsisnya dalam waktu 15 menit. Ditambah uji kemampuan hal tulis menulis serta pengetahuan berbahasa Inggris. “Sayang, Rosy kalah dari perwakilan DKI Jakarta, sehingga gagal merebut gelar juara Nasional,”kata Kukuh dengan nada agak kecewa.
Untuk menutup kekurangan dalam Bahasa Inggris, kini Rosy mengikuti bimbingan belajar mendatangkan guru privat. Dalam seminggu, guru privat datang tiga kali ke rumah penggemar majalah Bobo itu di desa Pamotan, memberikan pelajaran bahasa Inggris aktif dan pasif.
Rosy sendiri saat ditanya cita-citanya kelak ingin menjadi apa? Dengan spontan menjawab “Ingin menjadi dokter anak,”sebutnya dengan tersenyum manis. Menurutnya, kelak bila menjadi dokter, dia akan menerbitkan buku bacaan khusus mengupas dunia anak-anak. “Doakan saja cita-cita Rosy menjadi dokter anak berhasil. Saya akan membuat tulisan-tulisan mengupas dunia anak, khususnya menyangkut kesehatan anak-anak,” cetus Rosy dengan penuh semangat.
Ketika ditanya apakah masih menyukai majalah Bobo, Rosy hanya tertawa ringan sambil mengatakan sekarang lebih lebih suka membaca buku bacaan fiksi remaja. “Kan sekarang Rosy sudah ABG, tentu membutuhkan referensi bahan bacaan yang sesuai dengan usia. Mulai gemar novel, tetapi yang ceritanya seputar dunia remaja,” sebutnya.
Rosy menambahkan, ada satu peristiwa yang tidak dapat dilupakan saat mengikuti lomba sinopsis di Jakarta bulan kemarin yakni bertemu dengan dua orang penting di negeri ini. Pertama bertemu dengan istri Wakil Presiden Ny Jusuf Kalla, kedua dengan Tantowi Yahya, duta anak UNICEF untuk Indonesia. “Satu pengalaman berhaga saat ikut lomba di Jakarta. Bertemu dengan Ibu Jusuf Kalla dan bapak Tantowi Yahya. Ini akan menjadi kenangan yang tak mungkin terlupakan seumur hidup,” terangnya. qMiex
UJI KEMAMPUAN KOMPUTER DALAM LOMBA SISWA BERPRESTASI
TEKNOLOGI modern harus dikuasai oleh anak anak Sekolah Dasar sekarang ini khususnya murid SD di Rembang. Mereka harus mengetahui dan menguasai pelajaran computer, seperti yang diujikan dalam lomba siswa berprestasi. Selain bidang akademik, mereka harus menguasai beberapa teknologi seperti komputer, laptop dan teknologi canggih lainya.
Dalam Lomba Siswa Berprestasi kali ini, peserta lomba harus siap dalam segala bidang, baik akademik ataupun non akademik. Lomba yang ditempatkan di SD II Kutoarjo Rembang tanggal 30 April 2009. Juri diambilkan dari seluruh pengawas di Kabupaten Rembang, tetapi khusus computer juri dipimpin seorang ahli dari luar sekolah. Menurut Ketua panitia Drs. Watono mengatakan computer adalah bidang non akademik dan syarat wajib dalam lomba Siswa Berprestasi. Sebab teknologi computer bukanlah barang langka dan sulit dikuasai, tetapi harus dipelajari supaya bisa berkompetisi ditingkat yang lebih tinggi. Tujuan lomba ini selain mendidik anak lebih berprestasi dan berkompetisi, guna mencari siswa yang maju dalam lomba di tingkat Propinsi.
Tetapi anak anak SD di Kabupaten Rembang, sudah mulai mengenal perangkat computer , walaupun belum semuanya menguasai. Khusus 11 SD SSN sudah dilengkapi lab computer, begitu juga sekolah yang lain meskipun masih terbatas hanya 1 komputer. Perkembangan teknologi bukan milik orang kota saja, tetapi yang tinggal di pedesaan banyak yang mahir berkomputer. Sekarang les kompuetr sudah merambah di tingkat kecamatan bahkan pedesaan, sehingga mempermudah anak anak untuk belajar computer.
Dalam lomba kali ini, yang diujikan adalah kemampuan akademik, meliputi 3 Mapel Bahasa Indonesia, Ilmu pengetahuan Umum, dan Matematika. Ditambah harus melengkapi Rapor semester akhir dengan ketentuan 5 Mapel, karena termasuk menambah bobot nilai.. Kemampuan Non Akademik juga diuji, meliputi : Pidato, kepemimpinan, kesenian, dan hasil karya termasuk computer. Lomba diikuti 28 peserta, baik putra dan putri dari 14 Kecamatan di seluruh Kabupaten Rembang. Juara I Siswa Berprestasi, akan dilombakan di tingkat Propinsi Jawa Tengah, bersamaan Lomba guru teladan dan pengawas teladan, pertengahan Juni 2009. qSantoso