Rabu, 08 Juli 2009

WISATA REMBANG



Panorama Indah Hutan Bakau

ORANG mungkin tidak menyangka bahwa tanaman bakau bisa disebut hutan. Sebagaimana hutan pada lazimnya, hutan bakau juga terdiri dari banyak pohon yang lebat. Dan pastinya juga indah. Apalagi di sana, di saat-saat tertentu banyak burung yang bertengger.
Dengan tumbuh kembang tanaman bakau di area penuh air, hutan bakau tampak lebih indah dan mempesona. Untuk menikmati keindahan hutan bakau, tidak usah jauh-jauh. Sempatkan saja pembaca jalan-jalan di desa Tireman bagian pantai. Di sana menghampar hutan bakau yang berpanorama sangat elok.
Keindahan hutan bakau bisa menjadi alternatif tempat rekreasi yang tidak kalah menarik dengan hutan jati. Di Jakarta, hutan bakau menjadi salah satu jujugan wisata. Jika mau, di Rembang bisa dilakukan hal serupa.
Hutan bakau yang menghampar hampir memenuhi sepanjang pantai mulai dari Sarang hingga Kaliori bukan tanpa maksud apa-apa. Fungsi utama bakau adalah menjadi tembok hidup untuk menghalangi hantaman langsung air laut, sehingga tidak merusak pantai atau tambak yang menjadi lahan perikanan.
Namun sungguh sayang, kini hutan bakau hanya bisa ditemui di beberapa tempat saja. Termasuk di Tireman adalah salah satu yang masih terawat dengan baik. Lainnya sudah pada rusak karena berbagai sebab. Yang paling utama adalah kekurangpedulian masyarakat akan tanaman penyelamat tambak ini.
Sebagian tanaman bakau ditebangi dibabat begitu saja, dan tidak dilakukan penanaman lagi. Sehingga saat ini populasinya makin menyempit. Padahal tanaman bakau tidak merepotkan, dan mudah menanamnya.
Menurut Sutomo Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan, Rembang tahun ini belum ada program untuk membudidayakan pohon bakau, karena harus bergantian dengan program yang lain. Tetapi penanaman dan pemeliharaan hutan bakau, mulai tahun ini akan di tangani oleh beberapa instansi seperti Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kelautan, dan Dinas Peternakan. Menurutnya, sekelompok masyarakat dari desa Pasarbanggi dan Tireman banyak yang aktif dalam menanami dan memeliharaan hutan bakau, sehingga membuktikan masyarakat Rembang masih sayang lingkungan.
Terpisah, Purwadi Samsi SH Kabid Lingkungan Hidup mengatakan Kalianyar Purworejo Kaliori akan menjadi rintisan penanaman hutan bakau. Dana yang digunakan didapat dari Propinsi Jateng sebesar Rp.300 juta dengan area sepanjang 140 meter. Program yang dijalankan adalah penanaman bakau di pinggir Pantai dan sabuk pantai Kalianyar.
Menurutnya, tahun ini dana lebih difokuskan kepada pengelolaan sumber mata air di pegunungan, seperti Gunem Pamotan, Sedan, Sale , Sluke, Kragan.
Realita dilapangan menunjukan, hutan bakau di Rembang semakin langka dan hampir punah. Penyelamatan tanaman bakau seharusnya secepatnya dilakukan, supaya lingkungan hidup di Rembang bisa kembali lagi seperti dulu. Pendidikan kepada masyarakat tentang perlunya penanaman bakau juga perlu dilakukan, karena sangat membantu program pemerintah. Menjaga ekosistem bukan hanya tugas pemerintah, tetapi peran masyarakat sangat dinantikan.qQin-Sant

1 komentar:

nur laely mengatakan...

memang sangat ironis sekali melihat situasi tanaman-tanaman di rembang. banyak yang tidak sadar akan pentingnya tumbuh-tumbuhan. sehingga terjadi keterasingan,dan panas. memang banyak faktor2 yang mempengaruhi seperti kurangnya lahan karena bangunan2 dan kurangnya kesadaran masyarakat. saya sangat beharap sekali dinas perhutahi dan masyarakat untuk bisa mengajak masyarakat rembang tuk bertanam.sehingga Rembang menjadi kota yang sejuk, memang sulit tapi memang t=pertama dengan cara dipaksa tapi bila dijalani terus maka akan menjadi kebiasaan dan menimbulkan kesadaran terhadap masyarakat tentang pentingnya tumbuhan.