Ketika Pantura Pos turut menonton penampilan siswa-siswi SMA/SMK/MA sederajat yang tengah mengikuti lomba dongeng cerita rakyat Kabupaten Rembang yang diadakan oleh Kantor Parsip dan PDE, ada yang berbeda di sana. Kreativitas setiap peserta benar-benar ditampilkan secara total dan maksimal. Mereka lebih menjiwai dalam mendongeng.
Mereka ada yang membawa selendang dan tongkat untuk memperagakan ibu Malin Kundang yang sudah renta. Ada yang berpakaian adat sebagaimana cerita Malin Kundang berasal. Dan yang lebih seru ada yang membawa kru sebagai pengiring musik (organ) dan pemain figuran, sehingga suasana mendongeng bak teater.
Yang membawa kru drama untuk melengkapi mendongeng adalah SMA 3 Rembang. Pendongeng M Yusuf Saputro dengan mimik serius bercerita legenda Malin Kundang. Berawal dari sosok Malin Kundang yang berpakaian compang camping (Andi Dwi) yang hendak merantau. Lantas ibu Malin Kundang (Novita P) mendekatinya untuk mencegah Malin pergi merantau.
Setelah cerita bergulir muncul kembali ibu Malin Kundang yang menunggu putranya di dermaga setelah lama pergi. Benar saja, Malin Kundang muncul dengan pakaian gemerlap dan disampingnya putri cantik sebagai isterinya (Galuh Purwandani). Tentu saja kemunculan Malin Kundang dipanggil-panggil sebagai anaknya. Cerita menjadi mengharu biru manakala si Malin Kundang tampak bingung, melihat ibunya dan istrinya dengan wajah kaget. Tampak raut wajah Malin Kundang yang bimbang, antara mengakui ia sebagai ibunya dan takut dimarahi istrinya.
Tak pelak, istrinya marah melihat kebimbangan Malin Kundang yang pernah mengaku sebagai anak raja. Malin Kundang panik, tanpa berpikir panjang ibunya dimarahi dan tidak diakui sebagai ibu kandungnya. Seperti sudah bisa ditebak, ibu Malin Kundang lantas berdoa pada Tuhan agar mengutuk anaknya. Jadilah Malin Kundang batu.
Menurut pengakuan Yusuf, dia dan teman-temannya hanya latihan seminggu. Walaupun hanya menyabet juara harapan, penampilan dia teman-temannya sempat membuat penonton berlinang air mata.
Dari SMA 2 Rembang, Aditta Grishana bercerita legenda Lutung Kesarung. Gadis yang mendongeng sambil mengibas-ngibaskan rambutnya yang panjang ini mengaku, untuk bisa mendongeng cukup faham ceritanya saja. Panitia tidak membatasi cerita harus orisinil, boleh berkreativitas.
Ketua Panitia Lomba Dongeng Cerita Rakyat Winarto BA ketika dikonfirmsi membenarkan bahwa peserta boleh berkreativitas dengan 5 cerita yang disodorkan. Lomba yang diselenggarakan di komplek Rumah Dinas Bupati ini melibatkan SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA se Kab Rembang.
Untuk SD mereka mendongeng legenda Rembang. SMP mendongeng legenda Jawa Tengah. SMA mendongeng legenda Nusantara.
Menurut Winarto BA yang menjabat Kasi Bina Perpustakaan dan Arsip ini mengaku senang karena ternyata pesertanya membludak. Dan mereka tampak sekali antusias dalam mengikuti lomba.
Sementara Ketua Parsip dan PDE Kab Rembang, Drs Edy Winarno MPd berujar tujuan diadakannya lomba mendongeng adalah untuk mengasah kreativitas siswa-siswi di Rembang. Diharapkan cerita rakyat tidak menjadi hilang karena dilupakan oleh generasi mendatang.
Nama-nama yang berhasil menduduki Juara I, II dan III secara berurutan sbb:
SD/MI PUTRI: Tesya Bela Safira (SD Meteseh 2 Kaliori), Diana Dwi Salvira (SD Mantingan Bulu), Hezi Amalia Rizqy (SD Kutoharjo 3). SD/MI PUTRA: Nurohmad (SD Meteseh 2 Kaliori), Viky Yuli Setiawan (SD Gading), Yoga Widya Tama (SD Bulu).
SMP/MTs PUTRI: Erna Nur Fitria (SMP 1 Lasem), Riska Ayu (SMP 2 Rembang), Isti Yuni Sari (SMP 1 Rembang). SMP/MTs PUTRA: Mafriyan Thoha Alfiran (SMA 1 Rembang), Alif Muhammad Fadli (SMP 1 Lasem), Alang Honggo Prayogo (SMP 1 Pamotan).
SMA/SMK/MA PUTRI: Ratna Puspita (SMKN Rembang), Galuh Purwandani (SMA 3 Rembang), Layyin Halimah (SMA 1 Rembang). SMA/SMK/MA PUTRA: M Yusuf Rosidi (SMK Al Mubarok), Galih Gumilang (SMK 1 Rembang), Adip Tri Nurkhazis (SMA 1 Sulang). (Qin)