Senin, 18 Januari 2010

Pawai Taaruf Sambut Tahun Baru Hijriyah 1431


Ada yang berbeda dalam menyambut tahun baru Hijriyah 1431 kemarin. Pawai taaruf yang diselenggarakan banyak peminatnya. Seluruh SD se Kecamatan Rembang ikut andil. Maka kreativitas dari peserta benar-benar total, tidak kalah dengan karnaval setiap agustusan.

Anak TK/RA dan SD 'Berhaji'


Ketika orang dewasa tengah menjalankan haji di tanah suci, anak-anak TK dan RA laksanakan manasik haji di alon-alon Rembang. Tidak kurang dari 2500 anak antusias mengikuti bimbingan haji yang dibimbing oleh guru-guru mereka. Walaupun panas menyengat di siang itu, anak-anak cukup enjoy ikuti manasik yang dibuat seakan tengah berada di tanah suci beneran. Karena di tengah alon-alon tersebut didirikan miniatur Kakbah yang cukup apik.

Minggu, 17 Januari 2010

6 pelaku pencurian diamankan

Kurun waktu tak berselang lama pada pertengahan Nopember kemarin, jajaran Reskrim Polres Rembang berhasil mengamankan 6 pelaku tindak pencurian di lokasi PLTU. Mereka menggondol kabel listrik impor, kabel alumunium dan besi lempeng. Kini 6 pelaku yang merupakan orang dalam PLTU sendiri diamankan di sel tahanan Mapolres Rembang guna mempertanggungjawabkan tindak kriminal yang dilakukannya.
Kapolres Rembang, AKBP Susilo Teguh Raharjo melalui Kasatreskrim AKP Sugirman menjelaskan, kelompok pertama terdiri dua tersangka yakni Sri Wahyudi warga desa Doropayung, kecamatan Pancur dan M Iklil warga desa Punjulharjo kecamatan Rembang. Ke-duanya mencuri kabel listrik import senilai Rp 9 juta, ditangkap hari Jum’at 13 Nopember kemarin. Saat disidik mereka mengaku disuruh oleh atasannya membawa kabel tersebut menggunakan mobil keluar dari lokasi proyek, tetapi ketika berada di pintu penjagaan ditangkap oleh petugas kepolisian yang tengah berjaga.
Kelompok ke-dua para pelaku adalah Satpam PLTU, mencuri lempengan besi mereka yakni Sucipto warga desa Kemiri, kecamatan Jepon, kabupaten Blora dan A Rofiq warga desa desa Sendangagung, kecamatan Kaliori. Kelompok ke-tiga juga satpam setempat bernama Sutardji warga desa Tunjungan kecamatan Blora dan Eko Sudiyatmoko warga desa Gedongmulyo, kecamatan Lasem. “Modus operandi sama yakni membawa barang curian dengan cara diapit di tengah pengendara sepeda motor dan pemboncengnya, seusai bekerja di dalam lokasi proyek PLTU,” terang Kasat Reskrim.
Ditambahkan oleh AKP Sugirman, aksi para tersangka kepergok oleh anggota polisi yang tengah berpatroli ketika tengah bertransaksi di tempat penjualan barang rosok. “Saat itu sudah ada kesepakatan harga antara penjual dan pelaku, namun keburu ditangkap petugas shingga barang bukti berhasil diamankan,” jelasnya.
Menurut Kasat Reskrim, ke-enam tersangka dijerat pasal 363 KUHP/ dengan hukuman paling lama 7 tahun penjara.

Program pemberian kondom kepada Calon pengantin

Dalam rangka mendukung pencapaian partisipasi pria dalam program medis operasi pria (MOP), Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMP-KB) Rembang bekerjasama dengan Puskesmas dan Kantor Urusan Agama (KUA), pada bulan Nopember dan Desember membagikan alat kontrasepsi jenis kondom kepada calon pengantin pria.
Kepala Bidang Keluarga Berencana BPMPKB, Ngatini mengatakan, dari target 4 % program MOP dan kondom selama 1 tahun baru tercapai 2%. Sehingga dari jumlah sekitar 13.000 aseptor, masih kurang sekitar 620-an aseptor. ”Kekurangan ini diharapkan tercapai melalui program pemberian kondom kepada calon pengantian dan mendata penjualan jenis alat kontrasepsi terebut di apotik-apotik, dokter dan bidan swasta,” sebutnya.
Menurut Ngatini, dalam program pemberian kondom ini BPMPKB Rembang telah menyediakan ribuan kondom dan sudah disalurkan di seluruh puskesmas. ”Pembagian kondom kepada calon pengantin sifatnya tidak dipaksakan dan sukarela, tujuannya untuk menunda kehamilan dalam pencapaian program gender pria,” ungkapnya.

Pentingnya Tim Penggerak PKK turun ke bawah

Tidak dapat dipungkiri bahwa selama ini gerakan PKK dengan kader-kadernya yang tersebar di seluruh wilayah Rembang mempunyai dinamika tinggi yang senantiasa meningkatkan peranannya dalam mendukung program keluarga berencana dan pembangunan kesehatan nasional. Melalui kegiatan yang terpadu diharapkan menjadi motifator penggerak bagi pemberdayaan keluarga. Hal tersebut disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK Rembang, Ny Umy Jazilllah Salim pada kegiatan Pencanangan Kesatuan Gerak PKK - KB Kesehatan Kabupaten Rembang, belum lama ini di pendopo kabupaten.
Menurut Ny Umy, mengingat pentingnya program KB, seluruh ketua tim penggerak PKK di wilayah Rembang dihimbau tidak segan-segan turun ke bawah melihat kondisi langsung masyarakat. “Tidak hanya berdasarkan laporan saja, sehingga tahu persis kondisi yang adadi tengah masyarakat,” cetusnya.
Ditambahkan oleh Ny Umy, keberhasilan kegiatan KB ditentukan mantapnya koordinasi keterpaduan dan dukungan semua unsur masyarakat. Selain itu juga agar diupayakan pemecahan masalah yang ada didaerah masing-masing, “Tim Penggerak PKK Desa, Kecamatan dan Kabupaten harus selalu berkoordinasi dengan dinas terkait dalam merumuskan dan mencari solusi bagi kendala yang muncul atas pelaksanaan kegiatan di masing-masing wilayah,” pesannya.

Sertifikat Laik Sehat DAMIU habis Desember, Dinkes segera periksa ulang

Dinas Kesehatan pada bulan Desember ini berencana memeriksa ulang 70 Depot Air Minum Isi Ulang (DAMIU) pemegang sertifikat laik sehat yang habis pada akhir November kemain. Pemeriksaan ulang akan dilakukan sesuai prosedur, khususnya menyangkut kualitas air produksi depot air minum. Demikian disampaikan Kepala Dinkes Rembang, Sutedjo melalui Kasi Penyehatan Lingkungan, Suripto, di ruang kerjanya belum lama ini.
Disebutkan oleh Suripto, pemantauan dan pemeriksaan kualitas air produksi DAMIU sangat penting karena pada sidak bulan Juli lalu diketahui ada 19 depot yang tak lulus uji, air produksinya mengandung bakteri E Coli. 19 DAMIU yang tersebar di kecamatan Rembang, Kaliori, Gunem, Sale, Kragan dan Sarang yang tak lolos uji tersebut air produksinya mengandung baketri E Coli antara 2,2 hingga 240 per 100 mililiter. Kondisi yang cukup membahayakan karena dapat menyebabkan konsumen menderita diare. “Adapun untuk konsumsi minum, harusnya air produksi DAMIU bebas dari bakteri pencetus diare tersebut,“jelasnya.
Suripto menambahkan, pemeriksaan sertifikasi laik sehat rutin dilakukan empat bulan sekali, atau tiga kali dalam setahun. Dilakukan dengan cara mengambil sampel sebanyak 100 ml air produksi, diperiksa kandungan bakteriologinya untuk mengetahui ada tidaknya bakteri E-Coli. “Untuk air bersih, toleransi kandungan bakteri E Coli dalam air yakni 50 per 100 mililiter, sementara untuk air minum harus nol atau bebas dari bakteri E Coli,” imbuhnya.
Ditegaskan olehnya Untuk DAMIU yang lulus pemeriksaan akan diberi sertifikat laik sehat yang biasa dipasang di depot. “Sehingga jika ada depot air isi ulang tidak mencantumkan sertifikat laik sehat, berarti depot tersebut tak lulus dan air produksinya diragukan kesehatannya,” tandasnya.

Depkes tahun 2010 targetkan pencapaian 1.379 lokasi sarana air minum

Melihat masalah lingkungan masih merupakan kendala yang cukup besar dibidang kesehatan seperti terbatasnya ketersediaan dan akses air bersih, rendahnya sanitasi, tingginya polusi udara akibat kebakaran hutan dan kendaraan, masih ditambah rendahnya proporsi rumah tangga dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), mendorong Departemen Kesehatan berupaya terus meningkatkan dan memperbaiki lingkungan sehat. Hal tersebut disampaikan Bupati Rembang Moch Salim membacakan sambutan Menteri Kesehatan RI pada upacara Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-45 di halaman pendopo kabupaten, Kamis pagi (12/11).
Disampaikan oleh Bupati Rembang, di tahun 2009 ini dalam 100 hari program bidang kesehatan, Depkes melakukan program peningkatan dan perbaikan lingkungan sehat. “Salah satu indikator kinerjanya yakni pada januari 2010 harus mencapai sarana air minum sebanyak 1.379 lokasi dan peningkatan sanitasi di 61 lokasi,” sebutnya.
Sedangkan indikator kinerja Depkes hingga tahun 2014 di bidang kesehatan lingkungan yaitu tercapainya program air bersih yang menjangkau 67 % penduduk dan peningkatan sanitasi dasar berkualitas untuk 75 % penduduk. “Dengan demikian penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan karena lingkungan yang tidak sehat seperti diare, ISPA, TBC, Malaria, frambosia, demam berdarah dan flu burung diharapkan akan menurun,” ucap H Moch Salim.
Usai upacara H Moch Salim didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kabupatn Rembang, Sutejo dan Direktur RSUD DR Sutrasno Rembang, Agus Seyo Hadi Purnomo secara simbolis menyerahkan dan memberikan penghargaan bantuan kendaraan operasional Puskesmas untuk kegiatan Usaha Kesehatan Masyarakat (UKM) dan kegiatan usaha kesehatan perorangan sebanyak 32 unit untuk 16 puskesmas. Menyerahkan 16 SK Bidan PTT, Sertifikat ISO untuk Puskesmas Pamotan, SK status UPT Puskesmas Kragan 2 dan Bulu dan penghargaan tenaga kesehatan.
Disamping itu, juga diserahkan penghargaan kepada Juara 1 Lomba Kader Kesehatan Remaja tingkat SLTP, Juara 1 Dokter kecil, Juara 1 Lomba Balita sehat, dan beberapa prestasi lomba di RSUD Dr sutrasno.

Adu kreativitas dalam lomba dongeng cerita rakyat

Ketika Pantura Pos turut menonton penampilan siswa-siswi SMA/SMK/MA sederajat yang tengah mengikuti lomba dongeng cerita rakyat Kabupaten Rembang yang diadakan oleh Kantor Parsip dan PDE, ada yang berbeda di sana. Kreativitas setiap peserta benar-benar ditampilkan secara total dan maksimal. Mereka lebih menjiwai dalam mendongeng.
Mereka ada yang membawa selendang dan tongkat untuk memperagakan ibu Malin Kundang yang sudah renta. Ada yang berpakaian adat sebagaimana cerita Malin Kundang berasal. Dan yang lebih seru ada yang membawa kru sebagai pengiring musik (organ) dan pemain figuran, sehingga suasana mendongeng bak teater.
Yang membawa kru drama untuk melengkapi mendongeng adalah SMA 3 Rembang. Pendongeng M Yusuf Saputro dengan mimik serius bercerita legenda Malin Kundang. Berawal dari sosok Malin Kundang yang berpakaian compang camping (Andi Dwi) yang hendak merantau. Lantas ibu Malin Kundang (Novita P) mendekatinya untuk mencegah Malin pergi merantau.
Setelah cerita bergulir muncul kembali ibu Malin Kundang yang menunggu putranya di dermaga setelah lama pergi. Benar saja, Malin Kundang muncul dengan pakaian gemerlap dan disampingnya putri cantik sebagai isterinya (Galuh Purwandani). Tentu saja kemunculan Malin Kundang dipanggil-panggil sebagai anaknya. Cerita menjadi mengharu biru manakala si Malin Kundang tampak bingung, melihat ibunya dan istrinya dengan wajah kaget. Tampak raut wajah Malin Kundang yang bimbang, antara mengakui ia sebagai ibunya dan takut dimarahi istrinya.
Tak pelak, istrinya marah melihat kebimbangan Malin Kundang yang pernah mengaku sebagai anak raja. Malin Kundang panik, tanpa berpikir panjang ibunya dimarahi dan tidak diakui sebagai ibu kandungnya. Seperti sudah bisa ditebak, ibu Malin Kundang lantas berdoa pada Tuhan agar mengutuk anaknya. Jadilah Malin Kundang batu.
Menurut pengakuan Yusuf, dia dan teman-temannya hanya latihan seminggu. Walaupun hanya menyabet juara harapan, penampilan dia teman-temannya sempat membuat penonton berlinang air mata.
Dari SMA 2 Rembang, Aditta Grishana bercerita legenda Lutung Kesarung. Gadis yang mendongeng sambil mengibas-ngibaskan rambutnya yang panjang ini mengaku, untuk bisa mendongeng cukup faham ceritanya saja. Panitia tidak membatasi cerita harus orisinil, boleh berkreativitas.
Ketua Panitia Lomba Dongeng Cerita Rakyat Winarto BA ketika dikonfirmsi membenarkan bahwa peserta boleh berkreativitas dengan 5 cerita yang disodorkan. Lomba yang diselenggarakan di komplek Rumah Dinas Bupati ini melibatkan SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA se Kab Rembang.
Untuk SD mereka mendongeng legenda Rembang. SMP mendongeng legenda Jawa Tengah. SMA mendongeng legenda Nusantara.
Menurut Winarto BA yang menjabat Kasi Bina Perpustakaan dan Arsip ini mengaku senang karena ternyata pesertanya membludak. Dan mereka tampak sekali antusias dalam mengikuti lomba.
Sementara Ketua Parsip dan PDE Kab Rembang, Drs Edy Winarno MPd berujar tujuan diadakannya lomba mendongeng adalah untuk mengasah kreativitas siswa-siswi di Rembang. Diharapkan cerita rakyat tidak menjadi hilang karena dilupakan oleh generasi mendatang.
Nama-nama yang berhasil menduduki Juara I, II dan III secara berurutan sbb:
SD/MI PUTRI: Tesya Bela Safira (SD Meteseh 2 Kaliori), Diana Dwi Salvira (SD Mantingan Bulu), Hezi Amalia Rizqy (SD Kutoharjo 3). SD/MI PUTRA: Nurohmad (SD Meteseh 2 Kaliori), Viky Yuli Setiawan (SD Gading), Yoga Widya Tama (SD Bulu).
SMP/MTs PUTRI: Erna Nur Fitria (SMP 1 Lasem), Riska Ayu (SMP 2 Rembang), Isti Yuni Sari (SMP 1 Rembang). SMP/MTs PUTRA: Mafriyan Thoha Alfiran (SMA 1 Rembang), Alif Muhammad Fadli (SMP 1 Lasem), Alang Honggo Prayogo (SMP 1 Pamotan).
SMA/SMK/MA PUTRI: Ratna Puspita (SMKN Rembang), Galuh Purwandani (SMA 3 Rembang), Layyin Halimah (SMA 1 Rembang). SMA/SMK/MA PUTRA: M Yusuf Rosidi (SMK Al Mubarok), Galih Gumilang (SMK 1 Rembang), Adip Tri Nurkhazis (SMA 1 Sulang). (Qin)

2 kecamatan tertimpa musibah, ratusan rumah rusak

Hujan lebat disertai angin kencang yang melanda kabupaten Rembang Selasa siang (8/12) menyebabkan beberapa rumah roboh dan ratusan rumah mengalami rusak berat dan ringan. Dari musibah yang terjadi, tidak ada korban jiwa, hanya 4 warga menderita luka ringan.
Hujan deras disertai angin puting beliung Selasa siang sekitar pukul 12 hingga 1 lebih menyebabkan musibah di 2 kecamatan yakni Kaliori dan Rembang. Di kecamatan Kaliori 3 desa terkena bencana yakni desa Sidomulyo, 7 rumah warga roboh, 80 rumah rusak berat dan ringan. Trcatat 4 warga menderita luka ringan mereka yakni Sih Rebo, Rasmi, Samiyem dan Siti Nuraeni. Korban sempat mendapat perawatan di RSUD DR Sutrasno Rembang.
Di desa Babadan, 3 rumah roboh, 53 rumah rusak, sedang 263 rusak ringan, sedangkan di desa Wiroto 1 rumah roboh
Sementara itu di Kecamatan Rembang musibah melanda 3 desa yaitu Padaran, 1 rumah roboh, di Ketanggi 1 warung minum roboh dan di Waru 1 kandang ayam berisi 8.000 ekor roboh.
bantuan tanggap bencana
Atas terjadinya musibah angin puting beliung tersebut, Bupati Rembang, H Moch Salim memerintahkan ketua Tim Satlak PBP dan instansi terkait segera menyalurkan bantuan dan pertolongan bagi korban bencana. Bupati menginstruksikan seluruh korban mendapatkan bantuan medis dan kebutuhan pokok.
H Moch Salim juga memerintahkan tim identifikasi untuk menghitung kerugian atas terjadinya bencana, khususnya kerusakan fisik baik rumah warga dan fasilitas umum. Tim diperintahkan mengkaji dan mengklasifikasi kerusakan untuk menentukan kelayakan dan kepatutan pemberian bantuan lanjutan sesuai dengan tingkat kerusakan. Sedangkan kepada semua camat dan tim satgas penanggulangan bencana alam (PBA) di tiap kecamatan diperintahkan siaga 24 jam dan segera melakukan tindak darurat sesuai kebutuhan. Adapun semua biaya perawatan dan pengobatan di rumah sakit bagi korban bencana alam digratiskan.
Menindaklanjuti maklumat yang dikeluarkan Bupati Rembang, Sekda Rembang H Hamzah Fatoni selaku ketua Satlak PBP kabupaten Rembang melalui PMI dan Dinsosnakertrans segera menyerahkan bantuan kepada korban bencana pada Rabu siang (9/12). PMI cabang Rembang menyerahkan bantuan senilai Rp 4 juta kepada pemilik 8 rumah yang roboh, sedangkan Dinsosnakertrans memberikan bantuan beras sebanyak 90 kg, mie instan instan 6 dos, kecap 66 botol, sarden sejumlah 30 kaleng dan 6 botol minyak goreng.

Produktivitas pertanian meningkat adanya penambahan embung

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Rembang, Sutomo melalui Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura, Mulyono di ruang kerjanya saat dikonfirmasi terkait peningkatan produktivitas pertanian khususnya beras, menyebutkan, sukses yang diraih kabupaten Rembang dibawah pimpinan Bupati H Moch Salim dalam upaya peningkatan produktivitas pertanian adalah hasil dari terus dibangunnya embung pertanian berskala kecil setiap tahunnya. Tercatat sejak tahun 2007 telah dikembangkan embung pertanian ukuran 500 meter persegi dengan daya tampung air 1000 kubik yang dapat dimanfaatkan para petani dalam kurun waktu antara 3 hingga 5 bulan.
Mulyono lebih lanjut menerangkan, embung-embung pertanian dibangun di atas tekstur tanah yang tidak berpasir sehingga daya tampungnya tidak cepat habis. “Sehingga kebutuhan air pada masa tanam pertama dan walik dami tercukupi,” terangnya.
Ditambahkan oleh Mulyono, jumlah embung pertanian pada tahun 2007 sebanyak 10 unit, tahun 2008 bertambah 12 unit, tahun 2009 bertambah 9 unit dan tahun depan direncanakan ditambah 5 unit lagi. “Seluruh biaya pembangunan embung bersumber dana APBN, masing-masing senilai Rp 100 juta,” jelasnya.
Dampak dari bertambahnya embung pertanian, berdasar data dari Dinas Pertanian dan Kehutanan diketahui luas lahan pertanian secara umum di wilayah Rembang berkisar 30 ribu hektar, namun pada beberapa periode karena curah hujan tinggi beberapa tegalan juga dimanfaatkan bercocok tanam padi, tercatat laporan hasil panen tahun 2007 luas lahan 25.683 hektar, produktivitas 125.684 ton, rata-rata 48.94 kwintal per hektar. Tahun 2008 luas lahan 38.885 hektar, produktivitas 205.850 ton, rata-rata 52,94 kwintal per hektar. Tahun 2009 sampai dengan bulan September luas lahan 40.070 hektar, produktivitas 216.606 ton, rata-rata 54,84 kwintal per hektar atau setara beras 117.420 ton.
Sedangkan kebutuhan pangan warga Rembang saat ini sekitar 550 ribu jiwa per tahun sekitar 69.367 ton sehingga tahun ini terjadi surplus beras.

Pengrajin batik lasem dibekali wawasan pengembangan desain dan pewarnaan alami

Pengrajin batik Lasem selama 4 hari, 16 - 19 Nopember mendapat tambahan bekal ilmu membuat desain baru dan teknik pewarnaan menggunakan bahan alami. Pelatihan diadakan di show room rumah batik lasem, atas inisiatif Dinas Koperasi dan UMKM Propinsi Jawa tengah, Dinperindagkop dan UMKM Rembang serta Koperasi Pengrajin Batik Lasem, mendatangkan instruktur pengrajin batik asal Pekalongan dan Solo.
Kabid Pemberdayaan UMKM Dinas Koperasi Propinsi Jawa tengah, Herutomo saat ditemui usai membuka kegiatan menerangkan, pemprov Jateng saat ini fokus pada usaha mikro kecil dan menengah bidang batik dengan memberikan pelatihan mengembangkan desain baru dan teknik pewarnaan kain batik menggunakan bahan alami. “Dua hal tersebut sangat penting karena dianggap batik produk beberapa daerah stagnan pada model dan berwarna monoton menggunakan warna sintetis sehingga kurang laku dipasarkan luar negeri,” ungkapnya.
Sementara itu Kepala Dinperindagkop Rembang, Waluyo ditemui terpisah menyebutkan, dengan adanya pengembangan desain baru bukan berarti ciri khas batik Lasem hilang, justru diperkaya dengan tambahan motif lain sehingga bisa lebih diterima pasar. “Batik Lasem berciri warna 3 negeri yakni merah, hijau dan biru, harus dikembangkan dengan tambahan warna lain sesuai tambahan motif yang diberikan. Khususnya menggunakan bahan pewarna alami, agar bernilai jual lebih tinggi,” ucapnya.
Sementara itu Hanafi, instruktur pelatihan asal Pekalongan ketika ditanya mengapa cenderung kembali ke bahan alami untuk pewarnan batik mengatakan, jaman nenek moyang dahulu seudah ada batik dan saat itu yang digunakan untuk mewarnai adalah bahan yang diambil dari alam. “Ternyata hingga kain batik berusia ratusan tahun warnanya tidak rusak atau kusam. Itulah mengapa kami ingin kembali menggunakan bahan pewarna alami,” tuturnya.
Ditambahkannya, pengetahuan dari nenek moyang terkait penggunaan bahan alami untuk mewarnai batik patut dilestarikan. “Ini juga sebagai perwujudan menjunjung tinggi semangat kembali pada kultur lama yang tergerus oleh kemajuan jaman, dimana bahan sintetis justru lebih menjadi pilihan utama untuk mewarnai batik,” ungpanya.
Masih kata Hanafi, indigo bahan pewarna biru ubtuk batik sebenarnya ratusan tahun silam merupakan salah satu bahan pewarna tekstil mahal di dunia. Oleh karena itu saat VOC melakukan tanam paksa, salah satu yang disuruh ditanam yakni tanaman perdu yang menghasilkan warna indigo.
“Kegiatan ini sekalgus mengenang bahwa ‘keringat biru’ para leluhur telah membuat penjajah kaya dan mengapa bukan sekarang saja giliran kita yang menikmatinya,” imbuh Hanafi sambil bercanda.

908 ruang kelas digunakan untuk test tertulis CPNS

Panitia penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil tahun 2009 jalur umum pada pelaksanaan test tertulis tanggal 6 Desember kemarin menyiapkan 908 ruang kelas digunkan untuk keperluan tersebut. Lokasi tersebar 6 kecamatan terdiri Kaliori di 8 sekolah, Lasem 22 sekolah, Pamotan 8 sekolah, Pancur 4 sekolah, Rembang 36 sekolah dan Sulang 5 sekolah.
Kesibukan penitia penerimaan CPNS sendiri dimulai dini hari mulai menyortir soal dan lembar jawab yang akan dikirim ke masing-masing lokasi test. Lokasi ujian tertulis yang tersebar di 6 kecamatan cukup membuat repot panitia dalam mendistribusikan soal dan lembar jawab.
Secara keseluruhan, test tertulis berjalan tertib, meski ada satu permasalahan yang menimpa peserta bernama Dwi Sinta formasi tenaga kesehatan (bidan). Gadis asal kecamatan Kragan itu tidak diperbolehkan mengikuti ujian karena alpa membawa tanda pengenal Kartu Tanda Pengenal (KTP), salah satu syarat utama yang harus dipenuhi peserta ujian.
Plt Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Rembang, Subagyo, saat berada di lokasi ujian menjelaskan dalam standar operasional prosedur dan tata tertib disebutkan bawa peserta ujian harus menunjukkan KTP saat mengikuti ujian tertulis, dimana hal tersebut telah disosialisaikan jauh-jauh hari sebelum hari H ujian. “Sehingga apapun alasan kelalaian yang terjadi tidak dapat ditolerir,” ujarya.
Bupati Rembang, H Moch Salim mendampingi Tim Pemantau Provinsi sempat meninjau sejumlah tempat pelaksanaan test. Bupati Rembang sempat kecewa manakala menyaksikan ternyata di beberapa ruang test terlihat bangku kosong yang berarti peserta tidak hadir dengan alasan yang tidak dapat diketahui. “Prediksi saya, kemungkinan besar pelamar mendaftar pada formasi sama di beberapa kabupaten/kota dan pada hari H memilih mengikuti ujian di tempat yang jumlah pesaing lebih sedikit dengan harapan lolos test CPNS,” duga Bupati Rembang.

Test cpns ’09: Kehabisan tempat menginap terpaksa tidur di Masjid Agung


Peserta test tertulis Calon Pegawai Negeri Sipil kabupaten Rembang yang berasal dari luar kota terpaksa harus menginap di tempat sekedarnya akibat tak kebagian tempat penginapan. Dari seluruh hotel dan losmen yang ada di kabupaten Rembang tak satupun menyisakan tempat bahkan semua menolak tamu yang datang H-1 pelaksanaan test tertulis.
Sekitar 40 % dari 18.008 peserta test tertulis CPNS yang berasal dari luar kota terpaksa gigit jari saat tiba sehari menjelang digelarnya test tertulis Minggu 6 Desember. Pasalnya harapan dapat menginap di sejumlah hotel sirna saat mengetahui semua tempat telah penuh, tak lagi ada lamar yang tersisa.
Pranowo pemilik salah satu penginapan menerangkan, sejak 3 minggu sebelum hari H, peserta dari luar kota sudah memesan tempat sehingga yang datang sehari menjelang test tertluis bermaksud mencari tempat menginap terpaksa ditolak karena telah penuh.
Karena tak dapat menemukan tempat menginap yang layak, akhirnya banyak peserta test memutuskan menginap di Masjid Agung Rembang. Meski kurang representatif. mereka menyatakan tak akan kehilangan semangat bertempur.
Ratna, warga Jogyakarta pelamar formasi Guru SMK menyebutkan pengalaman tidur di Masjid merupakan jkali pertama selama hidupnya. Walau tidak mendapat tempat menginap yang layak dan semestinya, dia menyatakan tak akan kehilangan semangat untuk beradu nasib dengan pelamar lain.

Trend milliki kapal kayu meningkat, galangan kapal sarang diuntungkan

Trend orang kaya luar negeri memilki kapal berbahan kayu jati (teak boat) berimbas menguntungkan kepada sejumlah galangan kapal. Seperti halnya UD Jati Pagar Nusa desa Kalipang kecamatan Sarang milik Rasnadi. Dua tahun terakhir ini teak boat telah menembus pasar Korea Selatan dan Belanda, dibeli seharga 4.000-10.000 dollar AS setara Rp 37,6 juta - Rp 94 juta
Menurut Rasnadi, kolektor kapal tradisional Korea Selatan telah membeli perahu tradisional nelayan Rembang, Lolope, seharga 6.000 dollar AS. Kapal murni terbuat dari kayu jati itu berukuran panjang 7,3 meter, lebar 1,5 meter dengan ketinggian 0,5 meter. Sementara kapal pesiar mini atau pleasure boat pesanan pebisnis asal Korea Selatan lainnya namun berbahan kayu mahoni panjang 7 meter, lebar 2,3 meter, dan tinggi 1 meter dibeli 10.000 dollar Amerika
Pihaknya juga tengah mengadakan negosiasi dengan pengusaha Belanda yang memesan dek kapal pesiar mini senilai 4.000 dollar AS, sudah masuk ranah konsultasi desain.
Rasnadi menambahkan, mulai tahun depan akan menjajaki pasar Australia. Pihaknya saat ini berusaha menembus kendala yakni nama UD Jati Pagar Nusa yang belum tenar dan belum menemukan relasi yang mampu diajak bekerja sama di Australia. Pihaknya juga telah menggandeng sejumlah konsultan desain kapal karena pembeli kapal asal luar negeri selalu mengutamakan kesempurnaan desain kapal yang dipesan.
Sementara itu menurut staf laboratorium desain Jurusan Teknik Perkapalan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Sukisno ang dipercaya sebagai konsultan oleh UD Jati Pagar Nusa, teak boat Indonesia tergolong prospektif. ”Sebab, selama ini pasar perkapalan didominasi kapal-kapal berbahan baku aluminium dan fiber,” ujarnya.
Dia menyarankan agar pengusaha galangan kapal di Indonesia terus menjajaki pasar perkapalan luar negeri, tetapi dipersiapkan juga konsultan desain kapal karena pembeli kapal asal luar negeri selalu mengonsultasikan desain kapal.

Atasi persaingan tak sehat, pengrajin kuningan gandeng sejumlah intansi


Pengrajin berbahan kuningan saat ini mengeluh dengan persaingan pasar yang tidak kondusif. Pasalnya hasil produksi kerajinan kuningan berupa miniatur sepeda banyak yang dibajak diperjual belikan dengan harga dibawah standar, sehingga menyebabkan omzet merosot cukup tajam. Keluhan tersebut disampaikan Hasyim, pemilik UD Permadi di desa Pohlandak, kecamatan Pancur, pusat kerajinan miniatur sepeda berbahan kuningan.
Namun dengan kondisi tersebut Hasyim menyatakan tidak putus asa, pihaknya telah mengambil berbagai terobosan termasuk melakukan penawaran ke sejumlah instansi. Hasilnya PT Kantor Pos Jateng pada bulan Nopember memesan 100 unit miniatur sepeda pos kuno lengkap dengan aksesoris boneka tukang pos.
rambah Belanda dan Inggris
Sedangkan untuk mensiasati pasar lokal yang menginginkan produk miniatur berharga murah, pihaknya terpaksa mengganti bahan baku dari kuningan dengan besi bekas. Permintaan pasar lokal per minggu mencapai 100 unit, turun dari semula 200 unit.
UD Permadi sedniri lebih fokuskan di pasar lokal di luar Rembang mengingat pesaing juga semakin bertambah banyak dan melakukan kasi banting harga.
“Produk serupa berupa miantur sepeda onthel nikinan kami dibandrol Rp 80 – 200 ribu, kompetitor menurunkan harga hingga 60 persennya,” ucap Hasyim dengan gemas.
Untuk pasar ekspor ke Inggris dan Belanda sendiri menurut Hasyim cukup stabil. Masing-masing ngara memesan 50 unit per minggu, namun kami belum merasakan penuh keuntungannya karena masih melalui perantara.
Sejauh ini produksi kerajinan miniaturnya berjumlah 13 varian, 9 berbentuk sepeda ontel kuno, 2 sepeda sport modern, becak dan andong.
Secara terpisah, Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (Dinperindagkop dan UMKM) Rembang, Sudirman, mengatakan, pemerintah sedang mengupayakan para pengrajin besi dan kuningan agar mempunyai daya saing dengan pengusaha-pengusaha daerah lain. Salah satu caranya adalah mendorong perajin membuat produk baru berupa miniatur perahu khas Rembang atau perahu tradisional yang digunakan nelayan Rembang pada zaman Majapahit. ”Sayangnya, mereka belum mau mengembangkan miniatur baru karena takut tidak laku,” ujarnya.

More hantarkan siswa sekolah pinggiran sabet gelar juara 3 Nasional Karya Ilmiah Remaja

Nama kabupaten Rembang kembali mendapat perhatian di tingkat Nasional khususnya bidang pendidikan. Ini setelah tiga pelajar SMAN 1 Kragan masing-masing Ainun Najib, Desiana Dwi Nurhapsari dan Khoirul Faqib Muzakka meraih gelar juara 3 Nasional Lomba Karya Imliah Remaja yang diselenggarakan Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro awal bulan Nopember lalu. Dalam tesis Mikro Organisme Saccharo Mylas hasil fermentasi campuran bahan baku lokal yang dituangkan dalam karya ilmiahnya, mendapat nilai tertinggi dari 9 peserta lain, hanya sayang mereka kurang siap saat presentasi, sehingga dari hasil akhir penilaian para panelis pelajar asal rembang tgersebut dinyatakan sebagai juara ke-3.
Ditemui di SMAN 1 Kragan belum lama ini, ke-3 pelajar didampingi guru pembimbing Rindarti Fathur Rohmah dan Suratno menjelaskan, karya ilmiah terinspirasi Efektif Mikroorganisme (ME) 4 produk Jepang yang berharga murah namun sangat efektif digunakan sebagai pupuk, sehingga menjadi pilihan utama warga Kragan. Namun ketika pasokan mulai langka, membuat warga setempat kelimpungan dan akhirnya terbetik ide membuat ramuan sejenis menggunakan bahan baku lokal.
Dari uji laboratorium, ternyata ME 4 merupakan enzym prebiotik atau perangsang nafsu makan yang didominasi senyawa sacchro mylas. Dari hasil referensi berbagai sumber akhirnya mereka menemukan bahan bakunya yakni pelepah pisang busuk, air nira (legen) dan rumput laut. Ramuan diperam selama 20 hari di stoples kaca dan hasilnya diketahui identik dengan ME 4.
Dari hasil ujicoba yang diberikan untuk ternak itik, ternyata anakan itik yang mengonsumsi enzym diketahui mengalami kenaikan berat badan hingga 15,3 %, sedangkan kandang satunya ynag tidak diberi ramuan serupa kenaikan berat badan hanya sekitar 4,5 %.
Setelah melakukan penelitian ulang beberapa kali, akhirnya mereka memberanikan diri mengikuti ajang lomba karya ilmiah. Yang membuat para panelis bangga yakni enzym temuan pelajar Rembang ternyata mengambil nama asal kota ke-3 pelajar yakni MORE, kependekan dari Mikro Organisme lokal Rembang
Ke-3 pelajar cerdas itu berencana akan mebuat massal hasil temuan mereka. Namun sebelumnya mereka ingin meneliti ulang menggunakan peralatan yang lebih canggih. Mereka berharap ada kesempatan terbuka mengembangkan penelitian, karena membutuhkan peralatan modern yang hanya ada di sejumlah kota besar, baik yang dimilki perguruan tinggi atau perusahaan farmasi dan produk makanan ternak ternama.

1.863 pelajar sasaran pendidikan gratis kelas X

Sebagai tindaklanjut penyempurnaan program 4 pilar akselerasi pembangunan kabupaten Rembang yakni pendidikan gratis SD/MI dan SMP/MTs, Bupati Rembang, H Moch Salim telah menindaklanjuti dengan pencanangan pendidikan gratis kelas X SMA sederajat dari keluarga kurang mampu. Kepala Dinas Pendidikan Rembang, Noor effendi melalui Sekertaris Dinas Pendidikan, Muthohir belum lama ini di ruang kerjanya menjelaskan, bantuan pendidikan gratis diperuntukkan membiayai operasional siswa di sekolah yang seharusnya didanai oleh orang tua, namun diambil alih oleh pemerintah kabupaten Rembang.
“Ini dimaksudkan untuk meringankan beban keluarga kurang mampu agar dapat menyekolahkan anaknya di jenjang pendidikan SMA sederajat,” ungkapnya.
Lebih lanjut disebutkan oleh Muthohir, di tahun pertama pelaksanaan pendidikan gratis kelas X SMA sederajat telah ditetapkan sasaran 547 siswa - SMK 690 siswa dan MA 626 siswa, total 1.863 siswa. Besar bantuan variatif untuk masing-masing asal sekolah. Siswa dari Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) per tahun menerima bantuan Rp 1,7 juta, siswa di sekolah katagori Mandiri (KTM) menerima Rp 1,380 juta sedangkan untuk Sekolah Potensial mendapat Rp 950 ribu.
Ditambahkan oleh Muthohir seluruh anggaran untuk program tersebut sebanyak Rp 3,6 miliar. Rp 1,8 milyar masuk pada APBD Perubahan 2009, sisanya dianggarkan pada APBD Induk 2010. Tahun pertama penerima bantuan siswa yang duduk kelas X SMA sederajat, tahun ke-dua untuk siswa kelas X dan XI, berikutnya untuk siswa kelas X-XI dan XII. “Dengan catatan penerima bantuan adalah anak dari keluarga kurang mampu,” tambahnya.
Terpisah Ketua Komisi D DPRD Rembang, Joko Suprihadi menyebutkan, selaku komisi yang membidangi pendidikan, komisinya akan melakukan pengawasan bersama dengan masyarakat. “Apabila memang diperlukan, akan dibentuk tim monitoring dan evaluasi bersama masyarakat guna melakukan pengawasan,” cetusnya.

Rehab secara progresif

Karena kebijakan Menteri Pendidikan Nasional bahwa DAK Pendidikan tahun 2010 dan seterusnya difokuskan untuk peningkatan mutu pendidikan non kegiatan rehab, maka hal tersebut disikapi oleh pemerintah Rembang menata ulang regulasi program pembangunan ruang kelas yang rusak pada tahun 2011.
Sekda Rembang, Hamzah Fatoni saat ditemui di ruang kerjanya bgelum lama ini menerangkan, karena dana pendampingan DAK Pendidikan bersumber APBD sekitar 10 % dari nilai DAK pada tahun 2010 tidak dapat digunakan untuk rehab, oleh karena itu pemerintah kabupaten Rembang pada tahun 2011 berencana membuat kegiatan progresif program akselerasi menuntaskan pembangunan seluruh ruang kelas yang rusak.
Terkait dengan rencana tersebut, Ketua Komisi D DPRD Rembang, Joko Suprihadi secara terpisah menerangkan, bila DAK Pendidikan mulai tahun 2010 sudah tidak lagi diperuntukkan rehab maka dewan akan menyetujui kegiatan progresif yang diajukan ekesekutif untuk menuntaskan rehab seluruh ruang kelas yang rusak. Misalkan pada anggaran tahun 2011 eksekutif mengajukan anggaran defisit untuk mendanai rehab, dewan akan menyetujui dengan catatan pelaksanaannya nanti transparan dan dibentuk tim monitoring dan evalusasi untuk pengawasannya.

Masih ada 604 ruang kelas SD se-Rembang yang rusak

Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang terus mengupayakan perbaikan ruang kelas rusak hingga tuntas. Sumber dana yang digunakan berasal dari APBN melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Pendidikan, APBD I dan APBD II. Hanya saja sayangnya untuk pelaksanaan DAK Pendidikan tahun 2010 fokus pada peningkatan mutu pendidikan non kegiatan rehab, hal tersebut disikapi oleh Dinas Pendidikan Rembang mencari terobosan pembiayaan pada APBD tahun-tahun mendatang. Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pendidikan Rembang, Noor Effendi melalui Kepala Bidang Pengendali Mutu, Siswono, di ruang kerjanya, belum lama ini.
Diterangkan oleh Siswono ruang kelas katagori berat, sedang dan ringan kebanyakan adalah bangunan Sekolah Dasar yang dahulu kala merupakan SD Inpres era Presiden Suharto memegang tampuk pimpinan di Indonesia. Rata-rata bangunan didirikan tahun 1976 sehingga wajar apabila kini banyak yang rusak. “Total seluruh SD di Rembang saat ini berjumlah 372 sekolah jumlah ruang kelas mencapai 2.617 lokal,” terangnya.
Dari jumlah ruang kelas tersebut, menurut Siswono, sebanyak 2.013 kondisinya bagus pasca rehab sejak tahun 2003 – 2009. Sisanya 604 ruang kelas rusak dengan katagori rusak total, berat 308 ruang, rusak sedang dan ringan 296 ruang. “Untuk tahun-tahun mendatang, rehab diutamakan pada ruang kelas rusak katagori total dan berat. Untuk katagori sedang dan ringan mendapat giliran berikutnya,” paparnya.
Berdasarkan data di Dinas Pendidikan Kabupaten Rembang, rehab ruang kelas SD yang rusak bersumber dana DAK Pendidikan dan pendampingan dari APBD II sejak tahun 2003 hingga sekarang sejumlah 1.255 ruang, menelan dana Rp 86 miliar. Perinciannya yakni tahun 2003 perbaikan 47 ruang kelas di 18 sekolah, dana Rp 1,4 miliar. Tahun 2004 perbaikan 75 ruang kelas di 30 sekolah, dana Rp 2,2 miliar. Tahun 2005 perbaikan untuk 123 ruang kelas di 41 sekolah, dana Rp 4,1 miliar. Tahun 2006 perbaikan 123 ruang kelas di 41 sekolah, dana Rp 9 miliar. Tahun 2007 perbaikan 212 ruang kelas di 53 sekolah, dana Rp 15,6 miliar. Tahun 2008 perbaikan 320 ruang kelas di 70 sekolah, dana Rp 22,8 miliar dan tahun 2009 perbaikan 355 ruang kelas di 25 sekolah, dana Rp 30,8 miliar.
“Dana tersebut tidak hanya difokuskan untuk penataan bangunan tetapi juga diperuntukkan memenuhi kebutuhan mebelair,” imbuh Siswono.

Sabtu, 16 Januari 2010

PT PELINDO III TERTARIK KEMBANGKAN PELABUHAN

PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) tertarik melakukan pengembangan Pelabuhan Umum Nasional di Rembang. Hal tersebut disampaikan Direktur Komersial dan Pengembangan Usaha PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III, Husein Latif pada pertemuan yang digelar di ruang Bupati Rembang baru-baru ini. Pada pertemuan tersebut dihadiri Bupati Rembang H Moch Salim, Pengusaha Muda Muhammad Rudi Santosa, Dirut PT RBSJ Siswadi, Kepala Kantor Pelabuhan Rembang, Tim Undip, dan Kepala satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait. Husein Latif juga menyebutkan ketersediaan lahan untuk industri, bahan galian C, hasil perikanan, PLTU dan potensi – potensi lain yang terdapat di Kabupaten Rembang merupakan daya tarik investor untuk berinvestasi di Kabupaten Rembang.
“Galian C seperti batu, kapur, trass, pasir kuarsa, dan tanah liat merupakan bahan baku yang diperlukan untuk industri semen, kaca keramik dan lain–lain. Dalam dunia industri hal tersebut bisa dikatakan sebagai embrio untuk pengembangan bisnis,” sebutnya.
Oleh karena itu, lanjut Husein, Pelindo III bekerjasama dengan Tim dari UNDIP melakukan join visit untuk mensurvey titik–titik mana yang dapat menjadi inlet dan outlet barang di Kabupaten Rembang. “Namun pembangunan pelabuhan bukanlah pekerjaan yang mudah karena memerlukan biaya yang sangat tinggi. Sehingga study kelayakan sangat menentukan perlu dibangun atau tidak satu pelabuhan nasional,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Rembang, Hari Susanto dala keempatan tersebut menjelaskan, konsep pengembangan pelabuhan nasional di kabupaten Rembang sudah ada sejak tahun 2005. Pemkab Rembang sebelumnya menggandeng pihak ITS untuk melakukan studi kelayakan dan lokasi yang dipilih sebagai tempat pengembangan pelabuhan adalah di kecamatan Sluke. “Alasan dipilihnya Sluke antara lain tingkat sendimentasinya rendah dan tingkat kedalamannya tidak landai atau lebih curam dibanding daerah lain di kabupaten Rembang,” tutur Hari.
Sementara itu Bupati Rembang, H Moch Salim dalam prakata sambutannya antara lain menjamin kalau pelabuhan sudah beroperasi, tidak akan kekurangan customer. Disebutkan oleh Bupati, pada awalnya pendirian pelabuhan di Rembang didorong sebuah mimpi untuk memenuhi kebutuhan logistik Exxon Mobil. Namun ternyata di Rembang sendiri juga kaya akan potensi galian C. “Dalam sebulan tidak kurang 200 ribu ton galian C diangkut dari Rembang ke Gresik, Lamongan dan Surabaya baru ke Sumatra, Kalimantan dan daerah lainnya,” terang H Moch Salim.
Oleh karena itu menurut Bupati Rembang, jika pelabuhan di Rembang nanti beroperasi, harapannya bisa memenuhi logistik Exxon Mobil. Disamping itu juga dapat dimafaatkan untuk mengapalkan hasil penambangan galian C dan potensi perikanan. “Ada nilai plus dari keberadaan pelabuhan nasional. Selain untuk pengepalan kebutuhan Exxon juga tenatu berguna bagi pengiriman hasuil tambag galian C dan hasil pengolahan perikanan mengingat kabupaten Rembang merupakan salah satu penghasil ikan terbesar di Jawa Tengah,” tambah H Moch Salim.

Sejarawan Rekomendasikan Lasem sebagai Kota Cagar Budaya

Minggu (19/12) kembali anggota Masyarakat Sejarawan Indonesia komisariat Rembang mengadakan seminar dan kegiatan outbond terkait peninggalan sejarah yang ada di Lasem. Kali ini tema yang diangkat yakni Menyusur Sungai, Meretas Sejarah Cina di Lasem. Tampil sebagai narasumber pemerhati budayawan dan ahli sejarah Lasem, Slamet Wijaya dan Guru Besar Fakultas Sejarah Universitas Dipenonegoro (UNDIP) Semarang, Dra Titiek Suliyati MT.
Slamet Widjaja dalam acara tersebut antaralain memaparkan, masyarakat Lasem khususnya yang tinggal di desa Babagan kurang peduli terhadap potensi sejarah sungai setempat, mereka tidak pernah merawat dan berupaya melestarikan situs-situs sejarah yang ada. Padahal situs-situs tersebut merupakan saksi bisu sejarah sekaligus dapat menjadi tempat studi konkret yang melengkapi teori sejarah yang diberikan di sekolah. Menurutnya sayang bila tidak dilestarikan, karena generasi selanjutnya dapat kehilangan informasi sejarah yang sangat berharga.
Sementara itu menyampaikan sambutan yang disampaikan di acara seminar nasional dan kegiatan outbond bertema Menyusur Sungai-Meretas Sejarah Cina di Lasem”, pelindung MSI yang juga Bupati Rembang-H Moch Salim berharap seluruh hasil kegiatan yang dilakukan MSI agar direkomendasikan ke pemkab Rembang, guna dikaji lebih lanjut. Khusunya terkait situs-situs yang selama ini belum ada regulasi hukumnya. Sehingga ke-depan saat situs-situs tersebut dikembangkan dan dikelola lebih lanjut ada aturan hukum yang melindunginya.
“Saya memberi apresiasi yang tingi dengan adanya MSI dan seluruh kegaiatannya. Karena tidak merasa sendiri lagi untuk memikirkan dan merumuskan kebijakan terkait perlindungan dan pengembangan situs-situs sejarah menjadi obyek wisata,” ujar H Moch Salim.
Sedangkan salah satu peserta bernama Widya Wijayanti, arsitek dan perencana lingkungan binaan asal Semarang, pada kegiatan tersebut mengusulkan agar pemerintah melalui MSI Rembang, mengusulkan sungai Babagan Lasem dan kota tua Lasem menjadi kota pusaka. “Di bantaran sungai dan kota tua terdapat bangunan-bangunan bersejarah yang mempunyai nilai tinggi, baik di bidang arsitektur maupun sejarah,” tuturnya.
Adapun Ketua Komisariat MSI Rembang, Edi Winarno sendiri mengatakan, pihaknya berencana membuat rekomendasi untuk mengemas sungai Babagan Lasem dan kota tua Lasem sebagai kota wisata. Potensi wisata itu beragam, berupa susur sungai, mengunjungi dan mempelajari bangunan-bangunan bersejarah yang ada,” ucapnya.
Dalam kegiatan hari Minggu tersebut, MSI Rembang mencatat sembilan jejak sejarah di bantaran Sungai Babagan, Lasem. Antara lain kelenteng Makco, bekas pelabuhan Dasun, Masjid Kriyan, parit jalur candu, jembatan lori pengangkut kayu, bekas permukiman China, galangan kapal, bekas pos pengawasan laut dan situs tambak bathuk mini. Untuk selanjutnya seluruh temuan tersebut akan direkomendasikan agar Lasem dan sungai Babagan dimasukkan sebagai kota cagar budaya.

Penemu perahu kuno situs punjulharjo terima penghargaan

Lima orang Penemu perahu benda cagar budaya di desa Punjulharjo kecamatan Rembang yakni Mulyadi, Ahmad Sulkhan, Taefurrohman, Sudirman, Masrikan dan pemilik tanah lokasi itus, Maskuri, rabu (9/12) menerima tali asih uang sebesar Rp 16 juta dari Departeman Kebudayaan dan Pariwisata melalui Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa tengah, di Sasana Budaya, komplek rumah dinas Bupati Rembang.
Secara simbolis tali asih disampaikan perwakilan dari BP3, Hutomo kepada Kepala Dinas Kebudayan, Pariwisata, Pemuda dan Olah raga (Disbudpora) Rembang Sadono, mewakili Bupati diteruskan kepada Kepala Desa Punjulharjo, Nur Salim.
Hutomo dalam kesempatan tersebut menyampaikan, sesuai Undang Undang nomor 5 tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya, bahwa penemu kapal akan mendapat imbalan jasa sesuai dengan nilai benda tersebut.
Sementara itu Sadono, atas nama pemkab Rembang menyampikan apresiasi dan terimakasihnya kepada BP3 atas kepeduliannya memberikan imbalan jasa kepada penemu kapal. Penghargagan tersebut diharapkan memberikan kesadaran warga untuk melestarikan cagar budaya. Pemkab Rembang sendiri mempunyai komitmen untuk melestarikan benda-benda purbakala.
Seperti yang diketahui, pada tanggal 28 Juli 2008 lalu beberapa warga di desa Punjulharjo kecamatan Rembang ketika membuat tambak, secara tidak sengaja menemukan perahu kuno. Dari hasil identifikasi jenis kapal berasal dari abad ke 8 setara dengan pembangunan candi borobudur.
Penemuan tersebut terlengkap di Asia tenggara karena kondisi kapal masih utuh dibanding temuan di sejumlah negara lain. Bersamaan dengan perahu kuno ddalamya ditemukan pula kapak, tulang, tongkat ukir, tutup wakul dari kayu, mangkok pecahan, dan kepala patung batu.

Adu Kreativitas dalam Lomba Dongeng Rakyat

Ketika Pantura Pos turut menonton penampilan siswa-siswi SMA/SMK/MA sederajat yang tengah mengikuti lomba dongeng cerita rakyat Kabupaten Rembang yang diadakan oleh Kantor Parsip dan PDE, ada yang berbeda di sana. Kreativitas setiap peserta benar-benar ditampilkan secara total dan maksimal. Mereka lebih menjiwai dalam mendongeng.
Mereka ada yang membawa selendang dan tongkat untuk memperagakan ibu Malin Kundang yang sudah renta. Ada yang berpakaian adat sebagaimana cerita Malin Kundang berasal. Dan yang lebih seru ada yang membawa kru sebagai pengiring musik (organ) dan pemain figuran, sehingga suasana mendongeng bak teater.
Yang membawa kru drama untuk melengkapi mendongeng adalah SMA 3 Rembang. Pendongeng M Yusuf Saputro dengan mimik serius bercerita legenda Malin Kundang. Berawal dari sosok Malin Kundang yang berpakaian compang camping (Andi Dwi) yang hendak merantau. Lantas ibu Malin Kundang (Novita P) mendekatinya untuk mencegah Malin pergi merantau.
Setelah cerita bergulir muncul kembali ibu Malin Kundang yang menunggu putranya di dermaga setelah lama pergi. Benar saja, Malin Kundang muncul dengan pakaian gemerlap dan disampingnya putri cantik sebagai isterinya (Galuh Purwandani). Tentu saja kemunculan Malin Kundang dipanggil-panggil sebagai anaknya. Cerita menjadi mengharu biru manakala si Malin Kundang tampak bingung, melihat ibunya dan istrinya dengan wajah kaget. Tampak raut wajah Malin Kundang yang bimbang, antara mengakui ia sebagai ibunya dan takut dimarahi istrinya.
Tak pelak, istrinya marah melihat kebimbangan Malin Kundang yang pernah mengaku sebagai anak raja. Malin Kundang panik, tanpa berpikir panjang ibunya dimarahi dan tidak diakui sebagai ibu kandungnya. Seperti sudah bisa ditebak, ibu Malin Kundang lantas berdoa pada Tuhan agar mengutuk anaknya. Jadilah Malin Kundang batu.
Menurut pengakuan Yusuf, dia dan teman-temannya hanya latihan seminggu. Walaupun hanya menyabet juara harapan, penampilan dia teman-temannya sempat membuat penonton berlinang air mata.
Dari SMA 2 Rembang, Aditta Grishana bercerita legenda Lutung Kesarung. Gadis yang mendongeng sambil mengibas-ngibaskan rambutnya yang panjang ini mengaku, untuk bisa mendongeng cukup faham ceritanya saja. Panitia tidak membatasi cerita harus orisinil, boleh berkreativitas.
Ketua Panitia Lomba Dongeng Cerita Rakyat Winarto BA ketika dikonfirmsi membenarkan bahwa peserta boleh berkreativitas dengan 5 cerita yang disodorkan. Lomba yang diselenggarakan di komplek Rumah Dinas Bupati ini melibatkan SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA se Kab Rembang.
Untuk SD mereka mendongeng legenda Rembang. SMP mendongeng legenda Jawa Tengah. SMA mendongeng legenda Nusantara.
Menurut Winarto BA yang menjabat Kasi Bina Perpustakaan dan Arsip ini mengaku senang karena ternyata pesertanya membludak. Dan mereka tampak sekali antusias dalam mengikuti lomba.
Sementara Ketua Parsip dan PDE Kab Rembang, Drs Edy Winarno MPd berujar tujuan diadakannya lomba mendongeng adalah untuk mengasah kreativitas siswa-siswi di Rembang. Diharapkan cerita rakyat tidak menjadi hilang karena dilupakan oleh generasi mendatang.
Nama-nama yang berhasil menduduki Juara I, II dan III secara berurutan sbb:
SD/MI PUTRI: Tesya Bela Safira (SD Meteseh 2 Kaliori), Diana Dwi Salvira (SD Mantingan Bulu), Hezi Amalia Rizqy (SD Kutoharjo 3). SD/MI PUTRA: Nurohmad (SD Meteseh 2 Kaliori), Viky Yuli Setiawan (SD Gading), Yoga Widya Tama (SD Bulu).
SMP/MTs PUTRI: Erna Nur Fitria (SMP 1 Lasem), Riska Ayu (SMP 2 Rembang), Isti Yuni Sari (SMP 1 Rembang). SMP/MTs PUTRA: Mafriyan Thoha Alfiran (SMA 1 Rembang), Alif Muhammad Fadli (SMP 1 Lasem), Alang Honggo Prayogo (SMP 1 Pamotan).
SMA/SMK/MA PUTRI: Ratna Puspita (SMKN Rembang), Galuh Purwandani (SMA 3 Rembang), Layyin Halimah (SMA 1 Rembang). SMA/SMK/MA PUTRA: M Yusuf Rosidi (SMK Al Mubarok), Galih Gumilang (SMK 1 Rembang), Adip Tri Nurkhazis (SMA 1 Sulang). (Qin)