Minggu, 30 Agustus 2009

Study Banding di SLTP Qaryah Thayyibah Kalibening Salatiga dan Surakarta

Study Banding di SLTP Qaryah Thayyibah Kalibening Salatiga dan Surakarta Kota Layak Anak: Memberikan Hak Anak Secara Maksimal
Sekolah bermutu itu mahal, sebuah persepsi yang tidak selalu benar. Di SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah Kali-bening Salatiga, perbulan siswa hanya iuran Rp.10.000. Belajar menyenangkan dan bebas berkreativitas serta bisa internetan. Nilai mereka dalam Ujian Nasional sangat baik.
Di Surakarta, lepas Magrib petugas membunyikan sirene, pertanda saatnya anak-anak belajar. (Laporan Ali Shodiqin)

Pertengahan Juli lalu dipimpin oleh Drs Muthohir mewakili Dinas Pendidikan Kab Rembang, serta dari Bappeda, Badan KBPM, Dinas Kesosnakertrans, Bagian Humas, TP PKK, Plan Rembang, FPPSMD, Dewan Pendidikan, Forum Anak OBOR dan wartawan Pantura Pos sebagai pers, mengadakan study banding di Qaryah Thayyibah Kalibening Salatiga serta di Pemkot Surakarta selama dua hari.
Kegiatan study banding berkat kerjasama antara Pemkab Rembang dan Plan Indonesia yang tak terasa telah berkiprah di Rembang memasuki tahun kelima.
Hari pertama rombongan study banding yang berjumlah 25 orang langsung meluncur ke SLTP Alternatif Qaryah Thayyibah Kalibening Salatiga. Sayang-nya rombongan tidak bisa bertemu langsung dengan Kepala Sekolah Bahrudin. Rupanya Kepala Sekolah tengah menjadi pembicara di sebuah work shop tingkat asia tenggara di Semarang selama tiga hari.
Rombongan dari Rem-bang diterima oleh para peng-urus Qaryah Thayyibah dan langsung mengadakan perte-muan di aula yang sekaligus sebagai perpus-takaan. Turut menyambut pula pejabat dari Pemkab Salatiga yang diwakili oleh Sukadi, PNF Dinas Pendidikan dan staf.
Peserta study banding langsung terlibat diskusi dengan para guru Qaryah Thayyibah. Dalam diskusi tersebut terungkap bahwa sekolah Qaryah Thayyibah adalah sekolah alternatif yang dikelola oleh masyarakat. Pengelola berupaya membebaskan anak-anak dari belenggu sistem yang birokra-tis. Siswa diberi semangat untuk bebas berkreativitas. Sekolah alternatif berpihak kepada keluarga miskin, kare-na pendidikan adalah hak anak. Pengelola juga berupa-ya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Untuk mencapai itu semua sangat diperlukan partisipasi masyarakat sekitarnya, terutama wali murid.
Banyak karya yang diha-silkan siswa Qaryah Thayyi-bah. Ada puluhan buku dan novel yang telah diterbitkan. Beberapa diantaranya telah diterbitkan oleh penerbit terkenal dan menghasilkan royalti jutaan rupiah. Mem-buat film dokumenter, fiksi maunpun nonfiksi. Membuat video klip dangdut pendidikan. Banyak pula yang menjuarai berbagai lomba.

Kota Layak Anak
Setelah menginap semalam di hotel Berigin Salatiga, rombongan study banding menuju ke Surakarta. Di Pemkot Surakarta diterima oleh pejabat yang berwe-nang, antara lain dari Baper-nas, Unicef, Kesra, Hukum, Dinas Kesehatan dan Dishub.
Kristiana, salah satu penanggungjawab program Kota Layak Anak di Surakarta menuturkan Kota Surakarta (Solo) ditunjuk oleh Kemen-terian Negara Pemberdayaan Perempuan RI sejak tahun 2006, sebagai salah satu kota yang dipilih untuk Uji Coba Model Kota Layak Anak. Dua tahun lamanya Surakarta berproses untuk mencari model kota layak anak. Surakarta memulai programnya dari kota terlebih dahulu, baru kemudian mengalir ke desa-desa. Saat ini Pemkot Surakarta berkomitmen untuk mengembangkan kebijakan Kota Layak Anak dengan pendekatan Kelurahan Layak Ank, dengan pilot project lima kelurahan.
Dengan kota layak anak diharapkan bisa mengurangi KDRT terhadap anak, mengentas anak-anak jalanan, mengupayakan pendidikan setiap anak dengan semaksimal mungkin. Di kampung-kampung didirikan perpustakaan dan pusat kegiatan untuk anak-anak. Di Surakarta setiap usai Magrib di seluruh penjuru Surakarta dibunyikan sirene, tanda anak-anak harus berada di rumah untuk belajar.
Setelah lelah berdiskusi, rombongan diajak melihat langsung ke salah satu kelurahan yang sudah menerapkan program Kelurahan Layak Anak. :-)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Semoga kab/kota lain di Indonesia dapat mewujudkan kota layak anak.Selamat Surakarta