Minggu, 01 November 2009

Balai Konservasi Borobudur Teliti Metode Rekonstruksi Perahu Kuno

Balai Konservasi Borobudur Teliti Metode Rekonstruksi Perahu Kuno
5 peneliti dari Balai Konservasi Borobudur selama 3 hari/ Sabtu hingga Senin. (15-17/8) melakukan penelitian lokasi temuan perahu kuno yang oleh para arkeolog dinamakan Situs Punjulharjo. Kali ini penelitian dilakukan sebagai persiapan rekonstruksi perahu kuno yang dalam waktu dekat segara dilaksanakan.
Yustinus Sunarto, salah satu tim peneliti yang memiliki bidang khusus seluk beluk tentang kayu, saat ditemui dilokasi menjelaskan, kegiatan tim antara mengambil sampel seluruh bagian kapal untuk diteliti tingkat kelapukannya. Kemudian diperiksa di laboratorium dan hasilnya dibahas bersama dengan tim arekolog.
Yustinus mengisyaratkan bahan perahu kuno sebagai kayu sakit sehingga diperlukan formula khusus untuk membuatnya kuat ketika nanti diangkat guna keperluan konservasi. ”Ibaratnya kayu perahu ini adalah barang sakit. Sehingga perlu diteliti tingkat kelapukannya, dicarikan formula agar membuatnya kuat, agar tidak pecah ketika nanti diangkat untuk penelitian lebih lanjut,”terangnya.
Sementara itu memberikanketerangan terpisah, penelitilain bernama Iskandar, sehari-hari bertugas Kepala Seksi Pelayanan Teknis Balai Konservasi Borobudur menjelaskan, untuk konservasi diperlukan instrumen pendukung lain hasil analisis klimatologi. Antara lain arah angin, tingkat kadar garam air, daya serap tanah dan semua hal yang berkaitan lingkungan situs perahu. “Semua menjadi catatan penting, karena langkah rekonstruksi selain mengutamakan kondisi perahu juga bergantung pada lingkungan sekitar situs,”ungkapnya.
Sementara Heni Kusumawati selaku ketua tim peneliti saat ditemui menegaskan, upaya rekonstruiksi perahu nantinya melibatkan berbagai ahli disiplin ilmu. Semua membuat analisis untuk dipadukan. Kemudian dirumuskan bersama guna menentukan metode pengangkatan perahu. “Dua opsi yang mungkin dilakukan ke-depan terkait temuan perahu yakni kapal diangkat kemudian dilakukan rekonstruksi menggunakan kayu tambahan sejenis atau diangkat dibiarkan dalam kondisi semula, kemudian dibuat replikanya,”papar Heni.

Tunggu pengungkapan sejarah situs punjulharjo
Sekretaris Daerah Kabupaten Rembang,H Hamzah Fatoni SH MKn sendirisaat dikonfirmasi perkembangan penelitian situs Punjulharjo menjelaskan, penelitian yang dilakukan oleh para peneliti adalah sebagai persiapan rekonstruksi perahu kuno dalam waktu dekat ini. Pemkab Rembang sangat apresiasitif kepada tenaga ahli atau peneliti yang membantu mengungkap berbagai identifikasi situs yang dibutuhkan bagi kepentingan masyarakat, khususnya Rembang dan Indonesia pada umumnya.
Pemkab Rembang berharap pengungkapan fakta sejarah situs Punjulharjo yang sekarang terus dilakukan, tidak hanya berhenti pada motif perahu saja melainkan sampai latar belakang keberadannya di kawasan Punjulharjo. “Pengungkapan latar belakang adanyaperahu di Punjulharjoa sangat penting untuk diketahui guna mengungkap apakah kapal terdampar atau sengaja merapat.. Atau dimungkinkan Rembang memiliki sebuah tempat yang dituju, seperti pusat pemerintahan- perdagangan atau budaya,”cetus Sekda Rembang.
Banyaknya cerita kesejarahan dilepas pantai Rembang, selain ditemukan kapal perang karam di dasar laut, penemuan situs Punjulharjo dan barang bersejarah lainnya menambah keyakninan bahwa di perairan Rembang masih banyak peninggalan lain yang belum diketahui dan diketemukan. .

Tidak ada komentar: